Hawai, Aktual.com – Militer Amerika Serikat, Rabu, mengganti nama Komando Pasifik-nya menjadi Komando Indo-Pasifik AS, sebuah langkah simbolik besar yang menegaskan semakin pentingnya India, kata pejabat AS.
Komando Pasifik yang bertanggung jawab atas kegiatan militer AS di wilayah Pasifik, memiliki sekitar 375.000 personel sipil dan militer yang ditugaskan di wilayah tugasnya termasuk India.
“Hubungan dengan sekutu di Samudera Pasifik dan India terbukti penting untuk menjaga stabilitas regional,” kata Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dalam sambutannya, seperti diberitakan Reuter, Kamis (31/5).
“Sebagai pengakuan atas meningkatnya konektivitas antara Samudera Hindia dan Pasifik, hari ini kami mengganti nama Komando Pasifik AS menjadi Komando Indo-Pasifik AS,” katanya.
Laksamana Philip Davidson mengambil alih kepemimpinan komando dari Laksamana Harry Harris, yang merupakan kandidat Presiden Donald Trump untuk menjadi duta besar Korea Selatan.
Penggantian nama tidak berarti aset tambahan akan dikirim ke wilayah pada saat ini, tetapi lebih mengakui relevansi militer India yang semakin meningkat untuk AS.
Pada tahun 2016, AS dan India menandatangani perjanjian yang mengatur penggunaan tanah, udara, dan pangkalan angkatan laut masing-masing untuk perbaikan dan pasokan. Langkah ini merupakan pembangunan hubungan pertahanan saat mereka berusaha melawan maritim China yang semakin meningkat.
AS juga ingin memasuki pasar pertahanan India yang besar. AS menjadi pemasok senjata nomor dua di India, dengan kesepakatan senilai 15 miliar dolar AS selama 10 tahun terakhir.
Mattis telah mendorong surat pelepasan tuntutan untuk negara-negara seperti India, setelah Trump menandatangani undang-undang tahun lalu, yang mengatakan bahwa setiap negara yang melakukan perdagangan dengan Rusia pada sektor pertahanan dan intelijen akan menghadapi sanksi.
“Saya pikir India dan hubungan dengan AS adalah potensi peluang paling bersejarah yang kita miliki di abad ke-21 dan saya berniat untuk mengejar itu cukup ketat,” tutur Davidson bulan lalu.
Namun, para ahli mengatakan perubahan nama tidak akan berdampak besar kecuali terkait dengan strategi yang lebih luas.
“Mengganti nama PACOM pada akhirnya adalah tindakan simbolis, yang akan memiliki dampak yang sangat terbatas kecuali AS mengikuti sejumlah inisiatif dan investasi yang signifikan yang mencerminkan bukaan yang lebih luas,” kata Abraham Denmark, mantan asisten sekretaris pertahanan untuk Asia Timur pada pemerintahan Presiden Barack Obama.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: