Petugas KPPS menghitung jumlah suara pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta di TPS 28 Cilandak Barat, Jakarta, Rabu (15/2). Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, diikuti tiga pasangan calon yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/17

Jakarta, Aktual.com – Perolehan sementara hasil Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 berdasarkan survei beberapa lembaga dan rekapitulasi form C1 KPUD DKI, kemungkinan akan berlangsung dua putaran.

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang maju ke putaran kedua adalah Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Pertarungan ini, kata Terlebih, kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade sangat menarik karena kedua paslon mempunyai perbedaan mencolok.

“Anies-Sandi menolak reklamasi, Ahok-Djarot mendukung reklamasi. Anies-Sandi membangun berdasarkan kepentingan warga Jakarta, Ahok-Djarot patut diduga membangun atas selera dan kepentingan pengusaha,” kata dia kepada wartawan, Sabtu (18/2).

Putaran kedua merupakan pertarungan sesungguhnya dalam Pilkada DKI. Sebab hasilnya menentukan keterpilihan paslon memimpin Ibu Kota dalam lima tahun mendatang. Jika salah pilih, pertaruhannya menyangkut masa depan warga Jakarta dalam lima tahun ke depan.

Warga bisa mempertimbangkan rekam-jejak dua paslon. “Warga Jakarta bisa mempertimbangan dengan baik-baik. Pilih gubernur yang disinyalir terus-terusan memperjuangkan kepentingan pemodal atau gubernur yang pro kepentingan rakyat kecil. Gubernur tukang gusur atau gubernur yang merakyat,” ucap Andre.

Warga Jakarta, kata tokoh muda Minang itu, juga bisa mempertimbangkan apakah akan memilih gubernur yang suka menghina dan mencaci atau memilih gubernur yang santun dan beretika dalam menyelesaikan masalah di Ibu Kota.

“Warga bisa merenungkan sesuai dengan hati nurani, pilih gubernur yang terus minta maaf karena tidak bisa menjaga lisannya atau memilih gubernur yang akan melayani dan mengayomi warga Jakarta,” ucapnya.

Andre juga menyinggung memanasnya situasi politik dan keamanan di Indonesia karena sikap dan kebijakan pimpinan Pemprov DKI. Pemerintah pusat juga terus-terusan menjadi ‘korban’ dengan terus menambal-sulam permasalahan yang melebar ke berbagai daerah.

“Umat Islam yang bergerak dari berbagai daerah itu karena siapa? Tindakan intimidatif terhadap Kiai Ma’ruf Amin, Ketua MUI dan Rais Aam PBNU, siapa yang melakukan?,” ujarnya.

Terakhir, mantan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti itu mengatakan bahwa warga Jakarta menginginkan adanya perubahan kepemimpinan di Jakarta. Dengan mengerucutnya dua paslon dalam putaran kedua, ia berharap partai pengusung paslon Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana bergabung.

Komunikasi dengan paslon Agus-Sylvi berikut partai pengusungnya akan dilakukan secara intensif. Titik temu pada visi-misi dan program Anies dan Agus di Pilkada DKI pasangan Anies-Sandi yang keluar sebagai pemenang.

“Kita berharap partai Agus-Sylvi bisa bergabung dengan pasangan Anies-Sandi. Apalagi 60 persen lebih warga Jakarta menginginkan perubahan,” pungkas Andre.

Artikel ini ditulis oleh: