Dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla - Nawacita. (ilustrasi/aktual.com)
Dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla - Nawacita. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Aksi demonstrasi bela Islam II yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk ditahan karena menistakan Al Quran mulai memanas sekitar pukul 19.00-an.

Hal ini terjadi setelah hasil tim mediasi yang masuk ke Istana Negara yang semula berharap bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), malah ketemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Hasil mediasi ternyata sangat tak memuaskan, sehingga sempat memantik emosi para demonstran, kendati kemudian ditenangkan kembali.

“Saya akan bacakan hasil dari pertemuan itu. Ini adalah tim mediasi ya bukan delegasi para ulama,” cetus Ketua Front Pembela Islam (GPI), Habib Riziq membacakan hasil mediaso di tengah kerumunan massa demonatran di depan Istana Negara, Jumat (4/11).

Hasil mediasi itu, kata dia, ada dua keputusan. Pertama, sampai saat ini Presiden Jokowi belum mau menerima delegasi demonstran untuk ketemu langsing.

Pernyataan ini langsung memanving emosi demonstran. Mereka yang semula duduk tenang langsung bangun dan teriak tanda ketidaksukaannya.

“Ini saya sampaikan amanat secara jujur ya,” tegasnya dengan langsung dijawab takbir oleh para demonstran.

Jokowi sendiri memang diketahui malah menggilkan Istana untuk menuju Bandara Soekarno Hatta bersama Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan.

“Hasil kedua, Wapres menawarkan dan menjamin agar kita memberi waktu kepada Kepolisian selama dua minggu untuk menuntaskan kasus Ahok,” tandasnya.

Hasil kedua ini semakin memancing emosi para demonstran. Mereka secara spontan teriak usir Ahok dan bahkan turunkan Jokowi. Bahkan satu kendaraan panser milik kepolisian yang semula sudah diduduki demonstran digebrak-gebrak dan dipukul-pukul.

“Apakah kita siap revolusi? Tapi ingat, kita tak boleh ada darah yang tertumpah,” tegas Riziq.

“Wahai para Kapolri dan Panglima TNI, segera ambil langkah untuk selamatkan negara jangan mengorbankan bangsa dam negara hanya seorang Ahok yang penista agama Islam,” cetua dia.

Menurutnya, TNI tidak boleh diadu dengan rakyat gara-gara Ahok. “Polri dan TNI harus bersatu dengan rakyat,” pungaksnya

Laporan: Bustomi

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby