Jakarta, Aktual.com – Penggagas gerakan #2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera mengingatkan Badan Intelejen Negara (BIN) untuk tetap menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) institusi itu.
Hal ini diungkapkan Mardani kaitannya dengan pelarangan deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau, pada Minggu (26/8) lalu.
Kepada wartawan, Mardani pun menyatakan apresiasinya terhadap langkah BIN yang turun tangan dalam deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru.
Ia menduga ada kemungkinan BIN tak ingin timbul konflik di akar rumput. Tapi, menurut dia, bukan langkah bijak melibatkan BIN dalam persoalan #2019GantiPresiden.
“Intelijen yang baik enggak pernah diketahui dia itu intel. Karena tugas dia itu untuk mengetahui siapa mastermind-nya,” kata Mardani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/7).
Ketua DPP PKS ini pun mempertanyakan BIN yang justru menyuruh salah satu penggerak deklarasi di Pekanbaru, Neno Warisman, untuk kembali ke Jakarta.
Menurutnya, tidak seharusnya BIN melakukan hal itu lantaran ‘pengusiran’ Neno Warisman sejatinya merupakan kewenangan dari kepolisian.
“Tiap orang harus memahami tupoksinya. Jangan sampai ini tupoksinya teman-teman kepolisian, tiba-tiba BIN turun dalam rangka apa?” terang Ketua DPP PKS ini.
Ia menambahkan, BIN harus mampu mengontrol diri. Sebab, saat ini telah beredar desas-desus yang menyebutkan institusi itu memiliki kedekatan dengan salah satu partai politik.
“Apalagi kami mendapat banyak info kepala BIN mungkin memiliki preferensi pada salah satu partai,” ujarnya.
Menurutnya, tugas BIN harusnya lebih banyak menganalisa, memberikan kerangka lapangan, dan usul solusi di belakang layar. Sedangkan penegakan aturan di lapangan ada Satpol PP dan kepolisian.
“Ada Satpol PP kalau mau dari Pemda jagain, teman-teman reserse, teman-teman kepolisian,” kata Mardani.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan