Lebak, Aktual.com – Anggota Gabungan Fajar Nusantara (Gafatar) bernama Muhaemin (45), yang berstatus pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas Sumber Daya Air (SDA), hingga kini belum diberhentikan.
“Kami sudah melaporkan kepada Bupati Lebak juga Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kasus Muhaemin yang terlibat anggota Gafatar itu,” kata Sekretaris SDA Kabupaten Lebak Muklis di Lebak, Banten, ditulis Selasa (12/1).
Selama ini, kata Muklis, pihaknya belum menerima sanksi maupun tindakan terhadap Muhaemin yang meninggalkan pekerjaan selama 2,5 bulan itu.
Kemungkinan dia bisa dikenakan sanksi berat hingga pemecatan status ASN, jika terus meninggalkan tugas kerjanya.
Muhaemin salah satu anggota Gafatar warga Desa Rangkasbitung Timur, menghilang misterius dengan dua adiknya yang sudah berkeluarga.
Kedua adiknya itu Halimah (40) berikut suami dan lima anak juga Nandar (35) dengan isteri serta dua anaknya.
“Kami sudah mendatangi kediaman Muhaemin dan bertemu dengan orangtuanya serta mertuanya,” katanya.
Menurut dia, dalam keseharian, Muhaemin seperti biasa melaksanakan tugas dengan baik, bahkan ia dipercaya sebagai bendahara.
Muhaemin yang kini berstatus ASN dengan golongan II D itu meniti karirnya cukup bagus, karena ia awalnya sebagai pemelihara jaringan irigasi.
Namun, berkat kerjanya ia akhirnya diangkat status ASN sekitar tahun 1990-an.
Bahkan, pendidikan Muhaemin diangkat ASN hanya lulusan SD dan terus mengejar persamaan hingga menempuh predikat sarjana (S-1).
“Kami berharap ia bisa bekerja kembali dan meninggalkan anggota Gafatar itu,” ujarnya.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lebak Edi Wahyudi mengaku sudah menerima laporan Muhaemin seorang pegawai SDA setempat yang meninggalkan pekerjaan.
Muhaemin adalah anggota Gafatar yang menghilang tanpa pesan itu, kemungkinan bisa terancam diberhentikan sebagai pegawai ASN.
“Kami akan menindaktegas hingga pemberhentian ASN jika ia meninggalkan tugas selama tiga bulan,” katanya.
Begitu juga Sakib (83) warga Desa Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan selama ini tiga anaknya dan 10 cucunya sulit dihubungi sejak menghilang dua bulan lalu.
Ketiga anaknya Muhaemin (45), Halimah (40) dan Nandar (30) menghilang setelah bergabung dengan anggota Gafatar.
Kepergian anak-anaknya itu tanpa sepengatahuan orangtua, tetangga maupun keluarga lainnya.
Bahkan, anaknya bernama Muhaemen sudah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Lebak.
“Kami bingung ketiga anaknya itu menghilang tanpa kabar berita dan sulit dihubunginya,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara