Suasana bongkar muat peti kemas di pelabuhan peti kemas Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (10/11). Badan Pusat Statistik menyebutkan kinerja ekspor Indonesia pada kuartal III 2015 minus 0,69 persen dan impor minus 6,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/15.

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, Arief Poyuono yakin bakal banyak keluarga pejabat negara yang akan menyusul RJ Lino jadi tersangka, tersangkut kasus Pelindo II.

Sebab banyak keluarga pejabat tinggi yang ikut ‘bermain’ di Pelindo II.

“Mulai dari fasilitas pengadaan-pengadaan crane terkait perusahaan milik keluarga pejabat negara,” ujar dia, dalam keterangan tertulis yang diterima Aktual.com, Minggu (20/12).

Keyakinan Arief bukan tanpa dasar. Dia mengklaim itu berdasarkan data-data yang dimiliki FSP BUMN Bersatu yang diyakininya berkualitas A1 alias valid.

Tidak tanggung-tanggung, Arief yakin betul kalau penetapan RJ Lino sebagai tersangka oleh KPK juga berkat sokongan data-data dari Serikat Pekerja. “KPK itu tidak mungkin menetapkan RJ Lino sebagai tersangka kalau datanya bukan dari Serikat Pekerja,” klaim dia.

Dibeberkan dia, bukan tanpa resiko Serikat Pekerja melakukan penyusunan data. Ancaman sanksi selalu mengintai. Di antaranya: pemecatan. Karena dianggap membuka rahasia perusahaan terkait dugaan korupsi pada beberapa tender proyek.

Anggota Serikat Pekerja, tutur Arief, sebenarnya sudah mengingatkan jajaran direksi Pelindo terkait kebijakan penunjukan langsung di penyediaan mobile crane. “Padahal tidak boleh ada penunjukkan langsung dalam sebuah perusahaan milik negara,” ucap dia.

Serikat Pekerja juga sudah mengingatkan kalau pengadaan mobile crane bakal sia-sia karena tidak bisa digunakan di pelabuhan-pelabuhan di bawah Pelindo II. Namun itu tidak digubris RJ Lino. Sampai akhirnya dia jadi tersangka oleh KPK.

Artikel ini ditulis oleh: