Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq menilai bahwa saat ini pemerintah sedang menghadapi dua hal besar, yakni konsolidasi politik ditingkat elit dan gejala krisis ekonomi yang kian melemah.

Ia mengatakan bila Presiden Jokowi mau belajar dari presiden RI ke II Soeharto, maka seharusnya Jokowi menuntaskan dulu konsolidasi politik ditingkat elit sebagai modal politik untuk menyelesaikan ekonomi nasional.

“Reshuffle kabinet?. Apakah ini instrumen untuk konsolidasi politik elit atau instrumen untuk selesaikan masalah ekonomi?. Ada yang berpikir bahwa reshuffle bisa menambah runyam persoalan konsolidasi politik elit. Resikonya?.Krisis ekonomi lebih cepat datangnya,” ungkap Mahfudz dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (8/7).

Dalam berkehidupan politik, negeri ini menurut Mahfudz, memang tidak sesederhana yang dibayangkan sebagian orang. Alih-alih mengembangkan yang ada dan sudah terbangun pun bisa berantakan.

“Presiden sedang dihadapkan pada realitas modal politik awal yang makin terfragmentasi. Sementara konsolidasi perlu tambahan elemen lainnya,” ucap politikus PKS itu.

Oleh karena itu, sambung dia, memadukan dua kepentingan dalam reshuffe, yakni konsolidasi politik elit dan mengelola persoalan ekonomi menurutnya jelas-jelas sangat sulit dan rumit.

“Memadukan keduanya Absolutely very complicated. Secara kalkulatif, hanya tersedia waktu 6 bulan ke depan bagi Presiden untuk tuntaskan agenda konsolidasi politik elit. Jika tidak?. Red alert! (lampu merah!),” tandas Wakil Sekjen PKS tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang