Kulon Progo, Aktual.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X, meminta Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menjaga stabilitas harga tanah di wilayah itu supaya tidak menghambat masuknya investasi.
“Bagaimana eksekutif dan legislatif harus bersikap sama dengan adanya bandara, dan bisa menjaga harga tanah,” kata Sultan di Kulon Progo, Senin (12/3).
Ia mengatakan dirinya mendapat keluhan dari pengusaha yang akan membangun hotel yang jaraknya 1,2 kilometer di kawasan bandara, harga tanah sudah mencapai Rp5 juta per meter per segi. Begitu juga di kawasan bandara lainnya, harga tanah bisa mencapai Rp3 juta per meter per segi.
Hal yang menjadi pertanyaan Sultan, pihak yang menjual tanah sebesar Rp5 juta itu warga langsung atau makelar tanah. Hal ini tidak akan menguntungkan bagi pemkab, ataupun investor. Kalau harga tanah mahal, tidak akan menguntungkan bagi investasi.
“Kami takut tidak menguntungkan. Kami berharap adanya bandara di Kulon Progo, tanahnya tidak dikuasai calo tanah,” katanya.
Ia mencontohkan tanah yang dikuasai calo tanah, seperti di Sleman dan Bantul, dari satu hektare, dibeli calo tanah dengan sistem uang muda dan dikuasai paling tengah sehingga akan mengganggu pembebasan tanah.
“Pola-pola seperti ini sudah kami kenali. Saat Pemkot Yogyakarta akan membangun stan empat bus, satu bidang tanah yang tidak mau dibebaskan. Kami sarankan supaya dibentengi saja karena yang bersangkutan tidak mau kompromi, kami juga tidak mau kompromi,” katanya.
Lebih lanjut, Sultan mencontohkan pembebasan lahan yang mendapat penolakan warga, yakni pembangunan Jembatan Layang Jombor. Harga tanah berdasarkan penilaian tim, berkisar Rp4,5 juta per meter per segi, tapi pemilik tanah minta Rp10 juta per meter per segi.
Kalau pemkab menyetujui pembayaran Rp10 juta per meter per segi, harga tanah di Sleman akan berubah. Saat itu, pembangunan jembatan layang terus berjalan, tapi pada akhirnya pemilik lahan melepaskan tanahnya.
“Kalau tidak pemkab, siapa lagi yang mau beli tanah yang tidak menguntungkan,” katanya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan naiknya harga tanah di Kulon Progo disebankan tingginya harga tanah untuk pembangunan proyek bandara. Lahan bandara berkisar Rp800 ribu per meter per segi.
“Kami tidak bisa melalukan intervensi harga tanah, karena peraturannya sulit,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: