Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Gerakan Nasionalisasi Aset melakukan aksi di depan Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (6/10). Dalam aksinya mereka meminta pemerintah membatalkan perpanjangan kontrak JICT dengan pihak asing, mengusut tuntas kasus dugaan korupsi di Pelindo II, menghapuskan outsourcing bagi pekerja dan menasionalisasikan seluruh aset yang masih dikuasai asing. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd/15.

Jakarta, Aktual.com – Kedatangan ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasionalisasi Aset (Ganas) di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/10), cukup kecewa. Pasalnya, mereka tidak diizinkan untuk masuk ke dalam Istana untuk berdialog dengan Presiden Joko Widodo.

Kedatangan massa GANAS ini, bertujuan untuk meminta kepada Presiden Jokowi, untuk segera memecat Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut Pelindo II RJ Lino, karena mereka anggap, keduanya merupakan antek neoliberalisme.

Gerakan yang terdiri dari 22 elemen ini pun mengancam akan menduduki Pelabuhan Indonesia II selama 15 hari, apabila Presiden Jokowi tidak mampu menyelesaikan sengkarut penjualan Jakarta Iternasional Container Terminal (JICT) yang diduga diprakarsai Dirut Pelindo II RJ Lino dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

“Kita ditolak, kita akan sampaikan kepada kawan-kawan, kita akan menduduki pelabuhan selama 15 hari, jangan biarkan maling di negeri ini bebas berkeliaran,” kata Eki dalam orasinya di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa.

Ratusan massa yang kesal pun sempat membakar satu buah ban mobil dan mengancam akan menduduki pelabuhan, setelah melakukan koordinasi dengan sejumlah buruh pelabuhan.

“Kita akan sampaikan kepada kawan-kawan, pelabuhan kita duduki, ketika negeri ini melindungi maling, membiarkan cara neolib, memeras rakyat dengan sistem kerja outshorching,” tutupnya

Dari pantauan aktual.com di lapangan, tidak sampai 20 menit setelah membakar ban mobil bekas, ratusan buruh BUMN itu akhirnya bersedia meninggalkan lokasi dengan tertib.

Artikel ini ditulis oleh: