Jakarta, Aktual.co — Kerajaan Arab Saudi merupakan negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Arab Saudi memiliki iklim gurun dan sebagian besar wilayahnya terdiri atas gurun pasir atau Sahara. Sebagai negara terbesar di wilayah Asia, Timur Tengah, Arab Saudi memiliki banyak lokasi wisata yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Diantara beberapa tempat wisata yang ada, dan yang paling sering dikunjungi turis salah satunya adalah Masjid terapung di kota Jeddah Saudi Arabia.
Masjid satu ini boleh jadi merupakan Masjid paling populer di kota Jeddah bagi para jemaah Haji atau pun jemaah Umroh, termasuk jemaah dari Indonesia. Walaupun sebenarnya tak ada keistimewaan apapun dalam kaitannya dengan ibadah Haji atau pun Umroh dengan Masjid satu ini, tak ada kaintannya juga dengan sejarah Islam serta tak ada keistimewaan pahala salat di Masjid ini, kunjungan ke sini hanya sebatas wisata.
Konon katanya Masjid terapung ini merupakan tanah wakaf seorang janda kaya raya penduduk di sekitar situ. Setelah kematian almarhum suaminya, dia mewakafkan kekayaannya untuk membangun Masjid tersebut. Keindahan Masjid terlihat dapat dirasakan dengan duduk di sekitar taman yang menjorok ke laut. Masjid ini berukuran sekitar 20 X 30 meter.
Bagian dalam Masjid dihias dengan banyak tulisan kaligrafi. Para jemaah Haji Indonesia yang refreshing di pantai tersebut tidak melewatkan untuk beribadah salat di masjid ini. Meskipun dalam sejarah perkembangan Islam, Masjid ini tidak memberikan arti sejarah apapun. Namun karena lokasinya yang berada di pinggir pantai menyebabkan masjid terlihat seperti terapung di atas permukaan air laut, sehingga menjadi objek yang menarik untuk disinggahi.
Awalnya Masjid ini sempat diberi nama masjid Fatimah, dikemudian hari pengunjung ke Masjid ini se-akan terpeleset lidah menyebut nama Masjid ini menjadi Masjid Fatimah Az-Zahra, dan dikait-kaitkan dengan Nama putri Rasulullah SAW tersebut, sampai kemudian pemerintah Saudi Arabia mengubah nama Masjid ini menjadi Masjid Arrahmah hingga hari ini.
Penggantian nama tersebut memang disengaja, salah satu alasannya adalah untuk menghindari salah pengertian diantara para jemaah terkait dengan keberadaan Masjid ini.
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa ‘Masjid Terapung’ yang dibangun. Diantaranya adalah Masjid Munawaroh di Ternate, Masjid Terapung Kota Palu, dan Masjid Terapung Kota Makasar. belum lagi yang masih dalam tahap pembangunan seperti Masjid terapung Al-Alam di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara dan Masjid Terapung Banten (MTB) yang baru saja dicanangkan oleh pemerintah provinsi Banten. Satu decade belakangan ini pembangunan masjid terapung seakan menjadi trend baru di berbagai negara Islam.
Meskipun sebenarnya semua Masjid yang disebut sebagai Masjid terapung tersebut mulai dari Masjid Hasan II di Maroko, Masjid terapung kota Jeddah termasuk Masjid Arrahmah ini, Masjid terapung di Malaysia (barat dan timur) hingga ke Masjid Al-Munawwaroh di Ternate, Masjid terapung kota Palu hingga Makasar, tak satu pun yang benar-benar mengapung di atas air.
Namun demikian, sebuah masjid yang dibangun di atas landasan yang ditancapkan ke dasar laut tempatnya berdiri atau sebagian landasannya berada di dalam air laut.
Artikel ini ditulis oleh: