“Secara rinci tentu pemeriksaan tidak bisa disampaikan tapi dari dua saksi kemarin kami mendalami kurang lebih ada informasi terkait dengan aliran dana. Jadi sejauh mana aliran dana terkait dengan PLN ini,” Febri.
Erni yang juga kolega Idrus Marham di partai Golkar berdasarkan keterangan resmi KPK ditangkap saat menghadiri ulang tahun anak Idrus di rumah dinasnya, di Jakarta, 13 Juli. Saat itu, KPK menyebut Eni menerima uang suap tahap terakhir.
Idrus membantah bila kedatangan Eni ke rumah dinasnya itu bertujuan untuk mengantarkan uang Rp500 juta. Uang itu disebut berasal dari Kotjo melalui stafnya Tahta Maharaya.
“Silakan tanya semua kepada penyidik, apakah ada korelasinya atau tidak. Yang pasti, Ibu Eni pada hari ulang tahun anak saya datang tidak membawa kado. Tidak membawa apa-apa,” kata dia.
Idrus dan Sofyan Basir saling kenal dengan para tersangka
Meski begitu, Idrus mengaku memiliki kedekatan dengan Eni maupun Kotjo, yang merupakan pemimpin Apac Group.
“Saya kira para politisi di republik ini tahu pergaulan saya luas. Ibu Eni saya deket, pak Kotjo saya deket. Jadi semua komunikasi saya dekat,” kata dia.
Senada Sofyan Basir usai menjalani pemeriksaan pada Jumat (20/7), mengaku kerap bertemu Eni di DPR. Ia juga beberapa kali bertemu Idrus di DPR. Namun, Sofyan tak merinci pertemuan dengan Eni maupun Idrus membahas masalah apa. Meskipun demikian, ia mengaku juga kerap bermain golf dengan Idrus.
“(Pertemuan informal sambil) main golf,” kata Sofyan.
Namun, saat dikonfirmasi soal dugaan pertemuan dirinya dengan Eni, Kotjo, dan Idrus, Sofyan mengelak. Ia meminta hal tersebut ditanyakan kepada penyidik KPK yang menangani kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-I.
“Enggak ada, nggak tahu. Tanya penyidik, kami enggak berhak,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby