Selain itu, ia pun menyebut langkah AHY yang menemui Presiden Jokowi pada Kamis (10/8) kemarin, di Istana Negara, sebagai politik ayun. Menurutnya, langkah tersebut akan sangat membantu karena telah menjejakkan langkahnya di dalam dua kekuatan politik besar, yaitu pemerintah dan kelompok oposisi.
Langkah bermain dua kaki ini pun dinilai tepat karena AHY sendiri terbilang sosok baru dalam dunia politik di tanah air, meskipun ia merupakan anak dari Ketua Umum Partai Demokrat.
“Makanya targetnya mengayun saja dia. Dari pada dia head to head ya paling nanti betul-betul posisinya sebagai wapres,” ucap Ray dalam diskusi di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jum’at (11/8).
Ray menyatakan alangkah lebih baik jika AHY menjadikan Pilpres 2019 sebagai ajang pemanasan untuk menyiapkan diri dalam Pilpres 2024. Pasalnya, Pilpres 2024 disebutnya sebagai momentum lahirnya sosok dan pemimpin baru di Indonesia.
Menurut Ray, AHY sendiri memang dipersiapkan oleh ayahnya yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. SBY sendiri diduga telah memperhitungkan secara matang tentang pencalonan anak sulungnya dalam percaturan politik di tanah air.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid