Jakarta, Aktual.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan kekalahan pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa di Papua karena adanya kecurangan yang sistematis.
Hal ini merujuk rekaman yang diperdengarkan di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
“Prabowo kalah telak di Papua dengan pemilihan noken. Hal ini menunjukkan keterlibatan sebagian orang pemenangan Jokowi atas rekaman pencatut nama presiden itu,” terang Andre kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/12).
Partai Gerindra sesegera mungkin akan meminta fraksi-fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen untuk membentuk Panitia Khusus Pilpres 2014, setelah sidang etik di MKD usai.
“Karena ini yang membuktikan adanya kecurangan tersistematis yang gagal dibuktikan di MK kemarin,” jelasnya.
Untuk diketahui, dalam lanjutan sidang dugaan pelanggaran etik Ketua DPR RI Setya Novanto, MKD memperdengarkan barang bukti berupa rekaman. Dimana dalam rekaman tersebut, MR membeberkan dugaan pelanggaran dimaksud.
Pembicaraan tiga orang. Masing-masing SN merujuk pada Ketua DPR RI Setya Novanto, MR merujuk pada Muhammad Riza dan MS atau Maroef Syamsoeddin.
“Dia (Presiden) tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG. Padahal waktu pilpres, kita mesti menang pak. Kita mesti menang pak dari Prabowo ini,” kata MR.
“Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafrudin. Syafrudin itu Propam. Polda-polda diminta bergerak kesana. Rusaklah kita punya dilapangan,” sambungnya.
“Termasuk Papua,” sahut SN.
“Termasuk Papua. Noken kita habis,” kata MR.
“Habis pak, hampir setengah triliun,” kata SN.
Artikel ini ditulis oleh: