Jakarta, Aktual.co – Visi kemaritiman harus dikawal dengan maksimal. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, visi ini harus berjalan beriringan dengan konsep pertahanan total.

“Saya punya ide soal pertahanan total. ‎Tapi tol laut (visi kemaritiman) juga harus dijaga,” tegas Ryamizard saat ditemui di Wisma Kemenhan, Jalan Bali, Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/11).

‎Untuk menangkap hal-hal negatif dari luar, pintu alur laut harus dijaga dengan maksimal. Yang berpotensi buruk harus dicegah, bahkan ditangkap.‎

‎”Nah, di dalam Pak Jokowi sudah membuat konsep tol laut. Ini menghubungkan dari ujung utara (Sumatera) nyambung ke Jawa, Kalimantan, dan terus sampai Papua. Nah, yang namanya tol kan harus dijaga. Nah, angkatan laut kita harus tahu apa saja yang diperlukan,” jelas eks KSAD ini.‎

‎”Mungkin bulan-bulan depan kita akan ketemu Pak Jokowi untuk menyatukan ide. Kalau ide saya sih pertahanan total,” tegas anak Mayjen Musanif Ryacudu.‎

‎Pertahanan total yang dimaksud adalah maritim, darat dan udara. Semua harus sama dan seimbang.‎‎”Di laut kita ada visi maritim. Di darat kita sudah lumayan. Udara pun demikian,” imbuhnya. ‎

‎Kalau pesawat dan kapal selam, Indonesia sudah buat sendiri, maka Indonesia bikin kapan dan berapa saja. Apalagi, saat ini PT PAL dan swasta juga sudah bisa buat alutsista, semisal kapal perang.‎

‎”Lalu dalam beberapa hari belakangan, saya juga sudah bertemu dengan beberapa perwakilan negara. Dengan Turki kita bahas soal kerjasama tank, dengan Korsel kita bahas pesawat dan kapal selam. Dengan Ukraina dan Rusia bahas Sukhoi. Tapi kita ingin alih teknologi juga,” jelas Ryamizard.‎