Madiun, Aktual.com – Sekitar 10 hektare hutan lindung di lereng Gunung Wilis masuk wilayah Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terbakar dan belum diketahui penyebabnya.

Asper BKPH Wilis Utara, KPH Lawu DS, Tedi Hafian, mengatakan kebakaran terjadi sejak dua hari lalu.

“Kebakaran melanda di petak 51 dan 52, RPH Gligi, BKPH Wilis Utara. Diperkirakan, jumlah lahan hutan yang terbakar mencapai 10 hektare,” ujar Tedi Hafian di Madiun, Rabu (28/10).

Menurut dia, titik api awalnya terlihat di petak 52. Petugas gabungan dari KPH Lawu DS, BPBD Kabupaten Madiun, Kodim Madiun, Polres Madiun, dan warga, bergotong-royong memadamkan api dengan membuat ilaran.

“Kemarin (Selasa, 27/10), api di petak 52 sudah dapat dipadamkan. Namun, hari ini titik api kembali terlihat di petak 51,” kata dia.

Kondisi hutan yang banyak semak dan daun kering, membuat api dengan cepat membesar dan membakar sejumlah pohon yang ada di areal petak setempat.

“Api ini diduga akibat ulah orang tidak bertanggung jawab. Seperti membuang puntung rokok sembarangan ataupun sisa api unggun dan lainnya,” katanya.

Hingga kini, petugas gabungan masih bersiaga di lokasi guna melakukan pemantauan dan mengantisipasi api menjalar ke petak lain.

Kapolsek Kare AKP Sumarji, mengatakan, petugas gabungan cukup kesulitan dalam memadamkan api. Sebab, medan untuk menuju petak 51 sangat terjal.

“Jalan menuju petak 51 yang terbakar sangat terjal. Kami sulit menjangkaunya untuk melakukan pemadaman,” kata AKP Sumarji.

Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menangani masalah tersebut. Polisi juga mengimbau warga sekitar Gunung Wilis yang biasanya mencari rumput ataupun kayu untuk tidak membuang putung rokok sembarangan yang dapat menjadi bara api.

Pihaknya juga melarang para pendaki untuk naik ke gunung tersebut. Meski tidak lazim untuk tujuan pendakian, terkadang ada pendaki yang melakukan ekspedisi di Gunung Wilis.

Terakhir pada September lalu, ada sejumlah pendaki dari kalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas pecinta satwa burung, melakukan penelitian di gunung tersebut. Mereka sempat dikabarkan hilang karena kondisi hutan yang terbakar, sampai akhirnya ditemkan dalam kondisi selamat.

Artikel ini ditulis oleh: