“Keluarnya asap berwarna abu kelabu ini terkadang mengeluarkan asap besar atau kecil yang mengeluarkan hembusan abu tetap ke atas lebih awal,” ujarnya.
Ia menegaskan setiap malam tim terus memantau adanya sinar api (glow) di atas puncak. Hal itu menandakan erupsi efusif masih tetap berlangsung.
“Ini tergantung bagaimana suplai magma, apakah berlangsung tekanan besar dengan cara yang cepat atau sebaliknya,” katanya.
Hal itu, katanya, sebagai belum berbahaya dan tidak sporadis keluarnya dibandingkan dengan pada 25-29 November 2017 yang mengeluarkan intensitas abu cukup besar.
Aktivitas kegempaan terus dipantau dan hingga saat ini status Gunung Agung masih masuk level IV (awas).
“Tadi kami menerima laporan asap yang diletuskan ke atas dengan cepat sampai di tanah memerlukan waktu satu jam,” katanya.
Abu vulkanik, kata dia, hanya mengenai Desa Tianyar dan Desa Kubu, Karangasem, yang berada di bagian lereng utara Gunung Agung.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby