Medan, Aktual.com – Massa pro dan kontra pemerintah Jokowi-JK bentrok di Medan, Sumatera Utara, Kamis (20/9). Dua kubu sempat saling lempar, namun bisa ditenangkan polisi.
Belakangan petugas kepolisian bertindak represif terhadap Aliansi Mahasiswa Se-Kota Medan yang berdemonstrasi mengkritik pemerintahan Jokowi-JK.
Mahasiswa dari berbagai kampus itu berhamburan ketika diserang kelompok ormas pro Jokowi yang menamakan diri Masyarakat Pecinta NKRI, kemudian ditangkapi di depan pagar gedung DPRD Sumut.
Penangkapan itu langsung membuat mahasiswa kocar-kacir. Batu pun berterbangan. Truk water canon dikerahkan dan gas air mata dilepaskan.
Mahasiswa yang kocar-kacir mundur ke arah Jalan Perdana, Jalan Imam Bonjol ke arah Hotel Danau Toba, dan ke arah Jalan Kejaksaan. Massa yang lari ke arah Jalan Kejaksaan menyelamatkan diri ke kantor Kodim 0201/BS, Jalan Pengadilan.
Sejumlah mahasiswa yang tertangkap digiring dan dibawa petugas kepolisian. Massa pendemo dari Masyarakat Pencinta NKRI, terpantau ikut memukuli mahasiswa.
Sekurangnya 10 mahasiswa terluka dalam unjuk rasa di depan kantor DPRD Sumut. Beberapa lainnya diamankan. Menurut informasi, seluruh mahasiswa yang terluka adalah korban penyerangan dari massa pro Jokowi karena mengkritik pemerintahan. Mereka pada umumnya terluka di bagian kepala.
Beberapa di antara pendemo terluka terkena lemparan batu. Ada pula yang mengaku dipukuli. “Kenapa aku dipukuli. Aku nggak bawa apa-apa,” ucap mahasiswa berjaket almamater hijau yang terluka parah di bagian wajah.
Mahasiswa lain juga mengaku dipukuli saat diamankan polisi. “Diamankan sambil dipukul dan digiring dari samping,” kata seorang mahasiswa sambil menunjukkan perban yang menutup luka di bagian belakang kepalanya. Selain itu sejumlah mahasiswa juga diamankan polisi. Dua di antaranya terlihat diborgol.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengakui adanya mahasiswa yang terluka maupun diamankan. Namun dia tidak merinci jumlahnya. “Ada beberapa diamankan,” sebutnya.
Dia juga belum mengetahui data pasti korban luka maupun yang diamankan.
“(Korban luka) nanti kita cek,” katanya.
Jawaban serupa disampaikan Dadang saat ditanya mengenai ada tidaknya anggota kepolisian yang terluka. “Kita cek dulu,” ucapnya.
Dadang mengatakan, 500 personel kepolisian yang dikerahkan sebelumnya berusaha memisahkan kelompok pro dan kontra pemerintah Jokowi-JK. Hal itu dilakukan karena keduanya memang berseberangan.
“Memang ada apa namanya keinginan yang berseberangan. Yang satu (ormas pro Jokowi) ingin menyampaikan keutuhan NKRI,” ungkap Dadang.
Laporan : Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh: