Banda Aceh, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengucapkan terima kasih berulang kali dalam peringatan 10 tahun tsunami di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Jumat (26/12). Selain itu, JK memuji kinerja seluruh relawan dan para pejabat yang turut membantu rekontruksi dan rehabilitasi Aceh sepuluh tahun lalu.
“Saya langsung intruksikan Sofyan Djalil (Menko Perekonomian) datang ke Aceh hari itu juga. Kita terkejut begitu dahsyat bencana tsunami, menelan lebih dari 200.000 jiwa,” sebut JK.
Disebutkan, waktu itu Menteri ESDM Sudirman Said dan Alwi Shibah berbulan-bulan menetap di Aceh, memastikan seluruh bantuan untuk rakyat terdistribusi. Menpan Yuddy Chrisnandi, kala itu masih muda dan menjadi relawan di Aceh. Selain itu, JK juga memuji Menteri Agraria dan BPN Ferry Mursydan Baldan yang menjadi ketua pansus UU Pemerintah Aceh, Kepala Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi Aceh, Kuntoro Mangkusubroto.
“Semua kerja keras itu bukti kesetiakawanan kita terhadap Aceh,” ujar JK. Dia mengulas balik, sepuluh hari pascatsunami, pemerintah pusat mengumpulkan duta besar negara sahabat, dan sebanyak 53 negara bersedia membantu Aceh.
“Kepada semua negara sahabat, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Sehingga, hari ini kita bisa melihat wajah ceria di Banda Aceh,” ujarnya.
Ditambahkan, dua hal yang tak mampu dikerjakan oleh pemerintah kala itu yakni memindahkan pemukiman nelayan jauh dari bibir pantai. “Kita ingin rumah nelayan itu minimal 3.000 meter dari bibir pantai. Tapi, nelayan mengatakan kemana mereka mengatakan mereka terlalu jauh untuk mencari ikan,” ujarnya.
Hal lain yang tak mampu dilakukan, pemerintah ingin mendirikan Banda Aceh sebagai kota modern dan semua bangunan terpusat di Masjid Raya Baiturrahman. “Ternyata itu tidak bisa kita lakukan karena terkendala lahan. Kita ingin sekali membangun Banda Aceh baru kala itu, yang mirip dengan Francis,” ujar JK.
Di akhir sambutan, JK berulang kali mengucapkan terima kasih pada negara donor yang telah membantu. Puncak peringatan 10 tahun tsunami dihadiri 63 duta besar negara sahabat, sejumlah menteri, dan seluruh pejabat di Aceh. Acara itu turut menampilkan seni tradisional Aceh seperti rapai, hikayat, dan terlihat sejumlah murid sekolah dasar membawa 53 bendera negara donor yang membantu rekontruksi dan rehabilitasi Aceh.

Artikel ini ditulis oleh: