Warga mengumpulkan barang-barang dari puing bangunan rumah yang roboh akibat diterjang banjir bandang aliran Sungai Ciamanuk di Posko Kampung Bojong Sudika, RW 19, Desa Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul, Cimacan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9). Kampung ini merupakan salah satu titik terparah terkena banjir bandang. Di kawasan padat penduduk itu diketahui sebanyak 160 rumah porak poranda, 23 korban meninggal ditemukan dan belasan orang hilang. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Bandung, Aktual.com — 10 orang meninggal dunia akibat bencana longsor yang terjadi di dua wilayah yakni Sumedang dan Garut dalam waktu bersamaan, Selasa (20/9).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir bandang di Garut terjadi di daerah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut, Rabu (21/9) pukul 01.00 WIB dini hari.

Banjir menerjang wilayah tersebut akibat meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri secara cepat dan menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5-2 meter.

“Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Garut terdapat 8 orang tewas, 1 orang hilang, 4 orang luka berat, 26 orang luka ringan dan ratusan pengungsi,” katanya dalam pesan elektronik.

Dia mengaku sudah mengerahkan tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat untuk mencari korban.

Sedangkan, ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat. Posko dan dapur umum telah didirikan. Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat. Pendataan masih dilakukan.

Sementara itu, dalam waktu yang hampir bersamaan terjadi longsor di Desa Cimareme, Kec. Sumedang Selatan, Sumedang. Longsor menimbun dua unit rumah. Sebanyak dua orang ditemukan tewas dan diduga dua orang masih tertimbun longsor. Pencarian korban masih dilakukan.

“Tim Reaksi Cepat BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat memberikan pendampingan penanganan darurat BPBD Garut dan BPBD Sumedang. Kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan permakanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.”

Laporan : Muhammad Jatnika

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu