Jakarta, Aktual.com — Dirjen Pendidikan Dasar Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hamid Muhammad mengatakan, bahwa sebanyak 100 ribu ruang belajar di Tanah Air rusak parah.

“Saat ini, ada sekitar 100.000 ruang belajar baik tingkat SD, SMP dan SMA/SMK rusak. Kita tidak mungkin mengharapkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK), untuk itu perlu pelibatan publik,” keluh Hamid, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (24/02).

Menurut Hamid, tidak mungkin bisa mengurus pendidikan jika tidak melibatkan masyarakat. Untuk itu pihaknya membuka ruang selebar-lebarnya untuk partisipasi publik.

“Kami membuka ruang bagi publik untuk membantu persoalan yang terjadi di sekolah. Bukan merecoki, kami merasa senang jika publik turut membantu dalam penyelenggaraan pendidikan di Tanah Air,” terang dia.

Saat ini, Kemdikbud merumuskan metode pelibatan publik yang lebih intensif dalam penanganan pendidikan yang selama ini dalam lingkup pemerintahan. Pelibatan publik dinilai sangat penting agar nuansa perubahan yang diharapkan bukan hanya kajian simbolik atau konseptual semata.

Cakupan publik dalam upaya perlibatan tersebut bukan hanya bermakna hanya diwakili oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi tertentu.

Selain itu, dia menambahkan pihaknya juga akan menata ulang penerimaan siswa baru, terutama di kota besar.

“Kami akui memang ada fenomena menambah ruang belajar di kota besar. Walaupun sudah ada penerimaan ‘online’ (daring), mereka menyisakan beberapa kelas yang tidak transparan. Makanya kami akan atur ulang penerimaan siswa baru agar fenomena itu tidak terjadi lagi,” cetus Hamid.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara