Berdasarkan data Dinkes Riau terkait cakupan vaksinasi MR hingga tanggal 30 Oktober, realisasi di Riau baru mencapai 40 persen atau sebanyak 782.263 anak. Daerah ini berada pada peringkat tiga terakhir dari 28 provinsi, dan realisasinya lebih baik dari Sumatera Barat yang mencapai 38 persen dan Aceh yang hanya 9,59 persen.

Kota Dumai menjadi daerah dengan cakupan MR terendah di Riau, yakni hanya 5,16 persen. Di daerah tersebut vaksinasi di Puskesmas sangat rendah secara keseluruhan, bahkan di Puskesmas Bukit Kayu Kapur sama sekali tidak ada anak divaksin MR dan di Puskesmas Purnama hanya satu anak.

Sedangkan, di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak, yang sebelumnya juga rendah, pada akhir Oktober ini hanya bisa meningkatkan capaian hingga 29,76 persen dan 25,89 persen. Cakupan MR paling tinggi di Kabupaten Kuantan Singingi yang mencapai 66,92 persen.

“Jumlah itu tidak akan banyak berubah lagi. Maksimal kenaikan cakupan dalam sehari itu hanya 0,8 persen. Saya sudah kehabisan kata-kata lagi. Semua sudah kita coba lakukan,” katanya.

Ia mengatakan pro dan kontra terhadap vaksinasi MR bahkan juga terjadi hingga internal organisasi perangkat daerah di Riau sehingga menimbulkan disrupsi, yang buntutnya realisasi rendah.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid