Kementerian ESDM

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) akan menyasar sebanyak 150.000 rumah pada 2019 mendatang.

Berdasarkan data Kementerian ESDM untuk tahun ini, ditargetkan sebanyak 175.782 rumah di 15 provinsi.

Anggaran diperkirakan sebesar Rp600 miliar dengan rincian semester I 2018 untuk proses pengadaan dan akan didistribusikan serta instalasi pada semester II.

Saat ini LTSHE akan difokuskan pada wilayah Indonesia Timur. Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua dan Papua Barat akan menjadi target lampu inovatif tersebut.

Daerah NTB meliputi Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu dan Bima. Sedangkan Maluku pada Buru Selatan, Buru, Maluku Tengah, Seram Bagian Timur dan Kepulauan Aru.

Provinsi Papua meliputi Nabire, Mamberamo Raya, Sarmi, Tolikara, Lanny Jaya, Asmat, Jaya Wijaya, Yalimo dan Pegunungan Bintang.

Sementara itu pada Papua Barat di wilayah Tambrauw, Teluk Bintuni, Fakfak, Manokwari, Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan dan Teluk Wondama.

Sumber pembiayaan dari APBN 2017-2019 untuk total menyasar lebih dari 400.000 rumah. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengesahkan peraturan terkait penyediaan listrik bagi masyarakat yang berada di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolasi dan pulau-pulau terluar.

Regulasi ini terbit dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) Bagi Masyarakat yang Belum Mendapatkan Akses Listrik.

“Perpres 47/2017 ini mengatur ketentuan terkait penyediaan, pengawasan distribusi, peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta aturan terkait badan usaha pelaksana penyedia LTSHE,” tutur Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana.

LTSHE merupakan perangkat pencahayaan berupa lampu terintegrasi dengan baterai yang energinya bersumber dari pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik. Prinsip kerja LTSHE adalah energi dari matahari ditangkap oleh panel surya, diubah menjadi energi listrik kemudian disimpan di dalam baterai.

Energi listrik di dalam baterai ini yang kemudian digunakan untuk menyalakan lampu. LTSHE dapat beroperasi maksimum hingga 60 jam. LTSHE merupakan terobosan program untuk menerangi desa-desa yang masih gelap gulita, yang jumlahnya mencapai lebih dari 2.500 desa di seluruh Indonesia.

Paket program LTSHE antara lain mencakup panel surya kapasitas 20 watt peak, 4 lampu Light Emitting Diode (LED), baterai, biaya pemasangan, dan layanan purna jual selama tiga tahun.

Sesuai dengan amanat Perpres 47/2017, Penyediaan LTSHE dilakukan oleh Pemerintah dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan dibagikan secara gratis 1 kali untuk setiap penerima LTSHE.

Tahun 2017, Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp332,8 miliar dari APBN, dengan target sebanyak 95.729 paket LTSHE akan diserahkan kepada 6 provinsi tertimur Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

 

Bersambung ke halaman berikutnya

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan