Semarang, Aktual.co – Rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat para nelayan was-was. Sebab, tidak menutup kemungkinan kenaikan harga solar memicu kenaikan biaya operasional.

Pengawas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Tambaklorok Semarang, Mario Triwibowo, mengatakan, bilamana harga solar naik, akan mempengaruhi perilaku nelayan yang memilih membeli solar ke pengecer maupun mencari pasokan bahan bakar secara ilegal di tengah laut.

‎”Sekarang saja, dari 650 nelayan di sini, hanya 60 orang yang menjadi pelanggan kami. Sedangkan sisanya membeli solar di luar SPBN. Jadi, bila harga solar naik maka semakin banyak nelayan yang berhutang ke pengecer maupun membeli di kapal-kapal tengah laut dengan harga lebih murah,” terang Mario, ujar dia, di Semarang, Kamis (6/11).

‎Menurutnya, kecemasan kenaikan harga solar itu nanti akan memberatkan nelayan. Kendati demikian, tentu berimbas pada lonjakan harga tangkapan.

‎”Mereka pasti akan berteriak. Karena harga ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan ikut naik. Sementara ini, pembelian solar di SPBN masih normal meski sudah santer beredar kabar kalau ada rencana kenaikkan harga solar,” kata Mario.

‎Untuk saat ini, pihaknya masih menjual solar sekitar Rp 5.500 per liter. SPBN Tambaklorok mendapatkan pasokan solar 3 hari sekali sebanyak 8 ton. Berkaitan dengan tingkat konsumsi solar di kampung nelayan, dia menyebut, sampai sekarang sangat bervariasi dan tidak menentu. Bila hasil tangkapan ikan melonjak, maka setiap nelayan bisa menghabiskan 200 liter solar.