Dari kiri ke kanan, Direktur Reforminer Istitute Komaidi Notonegoro, Ketua Alumni Akademi Migas Ibrahim Hasyim, Anggota Tim Tata Kelola Migas Fahmi Radi, Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika dan Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Salamuddin Daeng saat menjadi narasumber pada acara diskusi mengangkat tema “Reformasi Migas (Bukan Basa-basi)” di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (6/12/2014). Menurut Komaidi Notonegoro, tim reformasi tata kelola migas sepertinya menargetkan ingin membubarkan Petral. Padahal, Petral masih diperlukan fungsinya dalam pengadaan minyak. Sesuai UU migas 2001, banyak badan usaha yang ingin melakukan impor minyak. Namun yang mampu melakukan hanya Pertamina dan AKR. AKR pun hanya mampu mengimpor satu persen. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB