Jakarta, Aktual.co – Presiden Joko Widodo harus membuktikan kepada publik para menteri yang masuk dalam kabinet bukan hasil transaksional dan tanpa syarat sebagaimana komitmen diawal koalisi. Pasalnya, beredar rumor ada calon menteri yang melakukan transaksional dengan mahar politik yang cukup prestesius.
“Saya percaya rumor ini bukan rahasia umum dan orang-orang tertentu pasti tahu siapa yang dimaksud. Yang pasti, dia adalah antek neolib dan asing yang selama ini menjual kekayaan alam Indonesia demi keuntungan pribadi. Kabarnya mereka sudah melobby petinggi PDIP dan meminta pos kementerian yang paling basah diantara kementerian lainnya,” ujar pengamat politik Rusmin Effendy menjawab wartawan di Jakarta, Minggu (26/10).
Menurut Rusmin, kandidat menteri yang dimaksud sudah melakukan deal politik dengan mahar sebesar Rp 25 miliar/bulan. Padahal, namanya sudah diberi stabilo list merah maupun kuning oleh KPK, tapi tetap dipaksakan masuk dalam kabinet mendatang.
Begitu pula beberapa nama lainya yang dipastikan masuk kabinet adalah para koruptor kelas kakap yang selama ini tak tersentuh hukum seperti Rini Sumarno, Kuntoro Mangunsubroto, Darmin Nasution.
“Yang jelas, calon menteri itu seorang neolib yang menjadi antek asing dan menjual semua kekayaan alam Indonesia demi kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Munculnya nama beliau dalam bursa menteri telah mendapat sorotan publik. Persoalannya, apakah Jokowi mampu merespon tuntutan publik terhadap calon menterinya yang dianggap bermasalah,” tegas dia.
Di antara pos yang konon basah adalah menteri ESDM. Nama terakhir yang muncul adalah Sudirman Said. Menurut Rusmin, Sudirman tak pantas duduki pos strategis ESDM. Sebab, prestasi Sudirman selama ini biasa-biasa saja. Tak ada hal besar yang dibuat oleh orang dekat Cak Nur ini.
”Yang saya tahu, beliau dulu pernah bantu Cak Nur. Dan pernah di Pertamina. Prestasi biasa aja tuh,” tegasnya.
Info yang diperoleh sebelumnya, Sudirman Said diendorse direkomendasikan oleh Ari Soemarno, Kakak Kandung Rini Soemarno. Di sini terlihat kuatnya Intervensi keluarga Soemarno, bahkan Megawati pun suaranya kalah. Sudah Pas, Rini Soemarno Menteri BUMN di Hilir Migas, Ari Soemarno Kandidat Kuat Komisaris Utama Pertamina dan penjaga kebijakan di pegang Sudirman Said kaki tangan Ari Soemarno memegang Hulu Migas di ESDM. Lengkap sudah Network Soemarno menguasai Jokowi, mengambil alih dari Megawati