Jakarta, Aktual.co — Mantan Ketua Ikatan Alumni (Iluni)  Universitas Indonesia, Mayjen TNI Purnawirawan Hariadi Darmawan mengaku kecewa terhadap Wiranto terkait dengan peristiwa kerusuhan 1998. 
Hal tersebut ia kemukakan pada acara seminar bertema “Eksaminasi Publik Terhadap Keputusan DKP” yang digelar di Hotel Intercontinental, Mid Plaza, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (23/6) 
Hariadi yang saat itu menjabat sebagai Staff Khusus Kemenhan mengatakan, sebagai Panglima ABRI (Pangab) Wiranto tidak mengemban tugas untuk mengambil tindakan untuk mengamankan kerusuhan.
Waktu itu Hariadi menghadap Wiranto untuk meminta tindakan bahwa keadaan sudah darurat atau siaga satu. Dengan demikian, pimpinan keamanan itu harus ditangani oleh satu komando, yakni Wiranto.
Hariadi, juga menjelaskan kondisi 1998 tidak lagi bisa dikendalikan. Hampir seluruh pengamanan berjalan sendiri-sendiri tanpa komando. Dengan demikian, Prabowo Subianto yang pada saat itu menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat berpangkat jenderal menunggu perintah Wiranto yang saat itu menjadi atasannya.
Lantaran tidak ada perintah dari atasan, komando berjalan sendiri-sendiri. Oleh karenanya, dia menyesalkan tindakan Wiranto yang tidak ksatria meredam kondisi saat itu. Sehingga nama Prabowo hingga saat ini menjadi bulan-bulanan atas keurusuhan peristiwa 1998 yang menelan korban jiwa.

Artikel ini ditulis oleh:

Warnoto