Jakarta, Aktual.co —Setiap tanggal 1 Oktober selalu diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila, para pejabat negara mengikuti upacara bendera dengan hikmat dan gagah. Badan tegap dan dada sedikit membusung bak dada garuda sambil mengingat beberapa kejadian di masa lampau, tentang gagalnya rencana penggantian Pancasila dengan ideologi lain.

Tanyalah kepada para pejabat, tanyalah kepada mereka yang tersejahterakan oleh uang negara ?. Apakah mereka hafal 5 sila dan 45 butir dari Pancasila ?. Apakah mereka sudah mengamalkan makna dari Pancasila ?. Apakah mereka sudah mengajarkan Pancasila kepada rakyat Indonesia ?.

Ideologi Pancasila yang sudah diakui dunia karena mengandung nilai – nilai luhur, justru terdegradasi di negerinya sendiri. Diawali oleh tingkah laku para pejabat yang mengaku pancasilais, tetapi kenyatanya, keserakahan, intoleransi, ketidak adilan dan semena-mena di pertontonkan ke rakyat Indonesia.

Pancasila belum mampu melindungi setiap warganya untuk beribadah sesuai kepercayaanya yang dianggap menyimpang dari kelompok mayoritas, Pancasila belum punya rasa kemanusiaan kepada rakyat miskin tapi Pancasila sangat memanusiakan para koruptor,  Pancasila belum bisa mempersatukan rakyat Indonesia, justru Timnas sepakbola yang mampu mempersatukan para suporter seluruh Indonesia. Pancasila belum mampu mendidik anggota dewan yang terhormat tata cara bermusyawarah mufakat. Pancasila juga belum adil terhadap petani yang tanahnya di serobot oleh para kapitalis.

Terus dimana letak kesaktian Pancasila ?.