Kudus, Aktual.com – Sebanyak 15 dari 18 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang ada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah tidak lagi menjual bahan bakar minyak jenis premium dengan diganti pertalite.
“Untuk sementara, masih ada tiga SPBU yang masih memiliki stok premium untuk dijual ke masyarakat. Sedangkan 15 SPBU yang lain saat ini tidak lagi menawarkan premium karena diganti dengan pertalite,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus Sofyan Dhuhri di Kudus, Jumat (21/10).
Meskipun masih ada tiga SPBU yang masih menjual premium, kata dia, pertalite di ketiga SPBU tersebut tetap tersedia. Dengan semakin meluasnya penjualan pertalite, dia yakin, penjualan pertalite pada bulan Oktober 2016 bisa menyusul penjualan premium periode sebelumnya.
Dari sisi harga, kata dia, pertalite memang lebih mahal dibandingkan dengan premium, namun selisihnya hanya Rp350 per liternya. Harga jual pertalite, kata dia, saat ini sebesar Rp6.900 per liter, sedangkan premium Rp6.550 perliter.
Meskipun agak mahal sedikit, kata dia, konsumen mendapatkan BBM yang merupakan produk unggulan dari Pertamina karena memiliki level research octane number 90, dibandingkan premium hanya memiliki level RON 88. “Perbedaannya bisa dirasakan pada tarikan gas kendaraan jauh lebih ringan, dibandingkan saat masih menggunakan premium.”
Bagi pengecer BBM, kata dia, tidak perlu lagi mengurus surat rekomendasi, mengingat BBM yang tersedia saat ini, seperti pertalite maupun pertamax tidak bersubsidi.
Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus, permintaan BBM jenis pertalite di Kabupaten Kudus selama Juli 2016 mencapai 980.000 liter atau mengalami kenaikan dibandingkan dengan Juni 2016 tercatat hanya 752.000 liter.
Sementara permintaan premium dengan periode yang sama, tercatat sebanyak 6,48 juta liter atau naik dibandingkan bulan Juni 2016 sebanyak 5,83 juta liter. Untuk BBM jenis pertamax, cenderung naik karena awal Januari 2016 tercatat 1,1 juta liter, kemudian secara bertahap naik menjadi 1,9 juta liter pada bulan Juli 2016.
Sementara permintaan BBM jenis solar cenderung berfluktuasi karena awal tahun tercatat 4,89 juta liter, kemudian April 2016 naik menjadi 5,21 juta liter dan Juli turun menjadi 4,73 liter.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu