Jakarta, Aktual.co —  Kisah Sangkuriang adalah legenda dari tanah sunda yang diceritakan secara turun – temurun,  Sang Kuring atau Sang Guriang berarti “sang aku”, yang di artikan juga sebagai  makhluk keturunan dewa. Sangkuriang lahir dari pernikahan Dayang Sumbi dan si Tumang.Dalam bahasa sunda kawi Tumang berarti hawa nafsu, sementara Dayang Sumbi berarti sari pati atau hati nurani yang suci.
Selama hidupnya si Tumang selalu mengikuti Sangkuriang, ini diartikan sebagai hawa nafsu yang selalu mengikuti manusia itu sendiri. Namun Sangkuriang  melihat wujudnya yang selalu tergerak untuk membahagiakan jasadnya  membunuh Tumang dalam upaya pemenuhan keinginan wujud. Dayang Sumbi sangat marah pada tindakan Sangkuriang yang membunuh Tumang, Dayang Sumbi pun memukul dahi yang meninggalkan bekas luka, disini digambarkan bahwa seseorang  harus menempuh rasa sakit untuk mendapat pengetahuan.
Dayang Sumbi diceritakan tetap tampak  cantik  walaupun sudah berusia tua. Ini melambangkan bagaimana manusia begitu mencintai wujudnya. Walau demikian kecintaan berlebihan pada wujud tidaklah dibenarkan. Kecantikan Dayang Sumbi yang abadi membuat Sangkuriang jatuh hati kepadanya, tapi setelah mengetahui jatidiri Sangkuriang, Dayang Sumbi memberikan syarat yang tidak mungkin bisa diwujudkan oleh Sangkuriang. 
Dalam melaksanakan  syarat  Dayang Sumbi, Sangkuriang meminta pertolongan siluman yang digambarkan sebagai kekuasaan, kehendak, nafas, pendengaran, penglihatan, ucap dan penciuman.
Namun fajar telah menggagalkan usaha Sangkuriang. Ini bermakna waktu atau takdir yang menggagalkan bersatunya hati nurani dengan kepongahan atau kesombongan.
Dengan banyaknya tutur yang menceritakan Legenda Sangkuriang maka beragam pula cerita kisah Sangkuriang. Jalan cerita utama tentang Sangkuriang adalah sama, yaitu kisah seorang anak yang jatuh cinta kepada ibu kandungnya sendiri dan ingin meminangnya. Namun tafsir dan filosofi di balik Legenda Sangkuriang mempunyai makna yang berbeda-beda.