Jakarta, Aktual.com – Genap sudah 2 tahun masa kepemimpinan presiden Jokowi-Ma’aruf Amin menjabat sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.

Banyak yang bertanya sudahkah janji-janji kampanye dari kedua pasangan ini dilaksanakan. Para pengamat menilai ukuran parameter keberhasilan dua pasangan ini tersedot di seputar masalah penangan Pendemi Virus Covid 19. Karena memang faktanya, hampir sebagian besar waktu itu digunakan untuk penanganan Pendemi.

Selain itu, isu terkait penanganan “represif” dalam kebebasan berekspresi dan berpendapat menjadi badai isu yang menerjang kepemimpinan kedua tokoh ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus terkait hate speech dan kasus Mural yang diarahkan ke pemerintah Jokowi Ma’aruf selalu ditanggapi dengan cara berlebihan sehingga publik menilai terkesan “represif”.

Pakar politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai bahwa “Kendati demikian, dia menilai bahwa pemerintah patut diacungi jempol. Sebab, penanganan Covid 19 di Indonesia termasuk yang terbaik di dunia.” Ujarnya kepada wartawan (19/10).

Menurut Presiden Jokowi, ditengah usaha dalam penyeimbangan sektor ekonomi yang terpuruk diterpa badai Covid 19, dan tetap menjaga dan memastikan kesehatan rakyat Indonesia, pemerintah selalu berupaya untuk mempelajari, bertindak dan mengembangkan cara-cara baru untuk mewujudkan Indonesia tangguh dan tumbuh.

Presiden Jokowi juga berjanji penyelesaian pembangunan infrastruktur tetap berjalan di masa pandemi, seiring penanganan kesehatannya.

Pandemi telah mengajarkan pada kita untuk mencari titik keseimbangan antara gas dan rem, keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan kepentingan perekonomian,” ujarnya kepada wartawan (20/10).

Saat ini pemerintah Jokowi-Ma’aruf mulai sedikit demi sedikit memperlonggar kebijakan terkait penanganan Covid 19 setelah sebelumnya diawal-awal Pendemi menerapkan berbagai kebijakan PPKM yang berlevel-level.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang ditunjuk Jokowi sebagai ketua penanganan Covid 19, dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/10) bahwa ruang-ruang publik seperti bioskop, tempat wisata, sudah bisa di kunjungi dengan kapasitas 70%. Tentunya tetap dengan penggunaan masker dan pelindung diri.

“Seiring dengan kondisi situasi COVID-19 yang semakin membaik, ada beberapa penyesuaian aktivitas masyarakat yang mulai dapat diberlakukan pada periode PPKM ini,” kata Luhut dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/10). Ujar Luhut dalam konferensi pers nya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dede Eka Nurdiansyah