Masih dalam kesempatan yang sama, ia juga menyebut bahwa gerakan #2019GantiPresiden sama sekali tidak melanggar konstitusi. Ia bahkan menyebut gerakan ini sudah sesuai dengan Pancasila.

“Nomor satu, Ketuhanan YME, orang beriman tidak takut dengan manusia, kita hanya takut kepada Allah SWT,” ujar Mardani.

Selanjutnya pada sila kedua, Mardani menyebut rakyat sudah lelah dengan presiden yang sibuk pencitraan dan tidak mau menurunkan harga sembako. Hal ini disebutnya jauh dari kata beradab dan manusiawi.

Di sila ketiga, Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini menyatakan bahwa gerakan #2019GantiPresiden terbuka bagi siapapun dan tidak memandang suku, agama dan rasnya.

“Kita semua bersaudara dan kita ingin negara dipimpin oleh presiden yang kompatibel,” lantangnya.

Kemudian terkait dengan sila keempat, ia menyatakan bahwa gerakan #2019GantiPresiden merupakan hasil musyawarah mufakat dari para ulama dan pakar. Mereka satu suara bahwa 2019 harus ganti presiden secara konstitusional lewat Pemilu.

Terakhir sila kelima, Mardani menegaskan bahwa Indoensia di bawah kepemimpinan Jokowi gagal total mewujudkan keadilan sosial.

“Kita punya problem besar dalam memaksa negara hadir untuk kesejahteraan rakyat. Keadilan belum ada, makanya kita ingin 2019 (nanti) ganti presiden,” tegasnya.

Acara deklarasi ini juga dihadiri Ketua DPP Partai Gerindra, Habiburokhman dan aktivis Alumni 212, Neno Warisman.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan