Jakarta, Aktual.com — Pihak berwenang di Virginia, Amerika Serikat telah menutup banyak sekolah termasuk Perguruan Tinggi, karena guru atau dosennya mengajarkan kaligrafi dan geografi tentang Islam. Sekolah atau Universitas di AS tersebut dituduh sedang medoktrinisasi para siswa dan Mahasiswa setempat untuk menjadi teroris atau anggota ISIS.
Orang tua murid SMU Riverheads Head di Staunton, memberikan contoh tugas pekerjaan rumah yang meminta siswa kelas untuk mencoba membuat kaligrafi kalimat tauhid dengan menyalin sebuah tulisan dalam bahasa Arab.
Keputusan kepolisian AS ini menyusul keresahan di situs jejaring sosial soal pekerjaan rumah kelas geografi di SMA Riverheads Minggu lalu. Dalam salah satu soal, siswa diminta menggambar ulang kaligrafi bertuliskan dua kalimat syahadat.
“Asyahadu An Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”
“Ini merupakan syahadat. Pernyataan ke-Islaman seseorang, tertulis dalam bahasa Arab. Dalam ruang di bawah ini, cobalah menyalinnya dengan tangan. Ini akan memberimu pemahaman tentang kerumitan artistik kaligrafi.”
Orangtua murid sangat marah ketika mengetahui adanya soal tersebut dalam PR sekolah anak mereka. Menurut para orang tua, soal itu adalah cara untuk mengubah anak mereka menjadi Muslim.
Protes akhirnya dilayangkan para orang tua melalui surat elektronik dan telepon. Beberapa dari mereka menuntut agar guru yang membuat soal itu sebaiknya dipecat.
Guru tersebut, Cheryl LaPorte menuturkan, bahwa soal itu diambil dari buku teks standar soal berbagai agama di seluruh dunia. Sejak itu, kalimat Syahadat dihapuskan dalam buku itu, dan akan diganti dengan kaligrafi Arab yang tidak mengandung arti keagamaan.
Pihak sekolah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa soal itu tidak bermaksud mengubah siswa menjadi Muslim.
Namun pernyataan pihak sekolah ini tidak membuat orang tua siswa merasa puas. Selasa (15/12) lalu warga di kota berpenduduk 24 ribu orang itu berkumpul untuk menyampaikan protes serta kecaman kepada guru LaPorte.
Setelah mendapat keberatan dari orang tua siswa sekaligus diliput oleh media setempat terkait kurikulum dunia geografi Islam, pihak sekolah mulai mendapatkan ancaman telepon dan email dari oknum tidak dikenal, demikian sebuah pernyataan.
Polisi setempat sekarang sedang memantau aktivitas sekolah tersebut dan memata-matai cara guru dan murid berkomunikasi dan berinteraksi.
Diberitakan Aktual.com sebelumnya, kejadian di Virginia ini menambah panjang daftar kasus terkait sentimen ketakutan terhadap Islam (atau Islamofobia), terutama setelah penembakan di San Bernardino yang menewaskan 14 orang.
Menurut data Dewan Hubungan Amerika-Islam, tahun ini Masjid di Negeri Paman Sam telah menjadi sasaran vandalisme, penistaan dan kebencian kelompok anti-Islam sebanyak puluhan kali.
Kebencian terhadap Islam juga disebut dipicu oleh para politisi, di antaranya pernyataan kandidat calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump yang menganjurkan larangan Muslim masuk ke wilayah Amerika. (Sumber: Metro.Co.Uk, Daily Mail, New York Times)
Artikel ini ditulis oleh: