Jakarta, Aktual.com — Patokan Eropa, minyak mentah Brent, merosot ke tingkat terendah 11 tahun pada Selasa (22/12) pagi WIB, karena harga minyak memulai kembali penurunan mereka di pasar global yang kelebihan pasokan.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari berakhir turun 51 sen menjadi 36,35 dolar AS per barel, harga penutupan terendah dalam 11 tahun terakhir.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari, bertambah satu sen menjadi menetap di 34,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Terendah baru untuk Brent “menandakan perhatian baru untuk penurunan” harga, kata Tim Evans, analis energi pada Citi Futures.

“Dari segi teknis, terendah baru memperpanjang tren penurunan dan mungkin akan mendorong pemilihan target harga bahkan lebih rendah.” Dalam hal fundamental penawaran dan permintaan, “ceritanya mungkin kurang dramatis, karena posisi terendah baru benar-benar hanya mengonfirmasi bahwa minyak menjadi lebih murah,” kata Evans.

Harga minyak mentah terus merosot karena kelebihan pasokan yang sedang berlangsung tidak menunjukkan tanda-tanda berkurang.

Angka yang dikeluarkan Jumat lalu menunjukkan kenaikan jumlah rig pengeboran AS yang aktif, meningkatkan kekhawatiran bahwa produksi akan terus berlanjut.

Ini menambah “sentimen negatif sudah berlaku di pasar karena untuk meningkatnya persediaan “, kata Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia-Pasifik pada organisasi jasa profesional EY.

Harga minyak telah jatuh dari lebih dari 100 dolar AS per barel pada Juli 2014, karena produksi tinggi dari Amerika Serikat dan anggota kunci Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang belum memangkas produksi mereka dalam menanggapi kelebihan pasokan tersebut.

Di sisi lain, Amerika Serikat telah mencabut larangan selama 40 tahun ekspor minyak pada Jumat lalu. Pemerintah AS melarang ekspor minyak setelah embargo minyak Arab 1973 yang mengirim harga bensin domestik meroket.

Berkat revolusi minyak serpih, produksi minyak Amerika meningkat hampir dua kali lipat dalam enam tahun terakhir.

Untuk pekan yang berakhir 11 Desember, produksi minyak mentah AS menambahkan 12.000 barel menjadi 9,176 juta barel per hari, menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA).

Pasokan minyak mentah AS minggu itu naik 4,8 juta barel menjadi 490,7 juta barel, 110,7 juta barel lebih besar dari satu tahun sebelumnya.

Sentimen suram lebih lanjut dipicu oleh harapan bahwa produksi minyak akan meningkat di Iran pada 2016 setelah sanksi-sanksi Barat dicabut.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan