Jakarta, Aktual.com — Terlahir di sebuah keluarga Cina dan tumbuh besar di masa Orde Baru, sudah bisa ditebak bagaimana kehidupan Ernest berjalan. Hari demi hari, sikap dan perilaku diskriminasi jadi ‘makanannya’. ‘Bullying’ dilalui Ernest sejak SD hingga SMA.
Namun, jangan dibayangkan bahwa ‘bullying’ yang dihadapi Ernest akan melankolis sampai menitikan air mata. Karena dikemas dalam genre drama komedi, film ‘Ngenest’ mencoba menampilkan diskriminasi minoritas dalam nuansa humor.
“Memang ini dari kehidupan gua, dan emang gua ngerasain diskriminasi. Tapi karena gua mikir waktu itu gua ngadepin dengan serius, jadinya susah. Jadi difilm ini sengaja gua buat ‘kadang hidup perlu ditertawakan’,” kata Ernest, pemeran utama sekaligus penulis buku yang diangkat menjadi film ‘Ngenest’ tersebut.
Lanjut ke cerita film, karena sudah muak menjadi korban ‘bully’, Ernest pun bersiasat. Mulai dari bergaul dengan para pem-bully-nya, sampai bertekad merubah garis keturuannya dengan menikahi gadis pribumi.
Saat kuliah, Ernest akhirnya bertemu dengan Meira (Lala Karmela), gadis Sunda asli. Lima tahun bersama, keduanya akhirnya sepakat menikah.
“Namun, berhasil menikah dengan perempuan pribumi tidak menyelesaikan masalah. Gua takut gimana kalau anak gua nanti Cina juga. Di-bully juga seperti gue?,” selorohnya.
Sementara itu, Meira lelah dengan sikap Ernest yang selalu menunda-nunda punya momongan tanpa menceritakan alasannya. Bagaimana ending ceritanya, bagian akhir ini mungkin yang harus Anda saksikan langsung di bioskop-bioskop kesayangan Anda mulai 30 Desember 2015 nanti.
Artikel ini ditulis oleh: