Denpasar, Aktual.com — Maestro seni lukis, DR HC I Nyoman Gunarsa menyebutkan, lukisan Presiden Jokowi yang sedang minum jamu yang menjadi salah satu koleksi Museumnya, merupakan simbol kerakyatan seorang pemimpin bangsa.

Lukisan itu memperlihatkan Presiden Jokowi yang berbaju putih tengah duduk bersantai di tanah. Presiden nampak sedang mereguk minuman tradisional yang dijajakan seorang perempuan penjual jamu. Lukisan itu berlatar belakang sepeda gayung, dua ekor angsa dan beberapa orang penjual jamu gendong yang berdiri berjajar dengan mengenakan kebaya.

“Mengapa saya mengangkat Presiden Jokowi sedang minum jamu, ini sebenarnya simbol yang coba saya angkat bahwa tukang jamu adalah perlambang masyarakat kecil yang hidupnya pas-pasan. Saya tuangkan dalam lukisan agar tukang jamu hidupnya dapat terangkat,” kata Nyoman Gunarsa, kepada wartawan, di Museum Seni Lukis Klasik Bali Klungkung, 43 km timur Denpasar, Rabu (23/12).

Gunarsa melanjutkan, pihaknya mengenal Presiden Jokowi sejak lima tahun lalu, ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan sudah tergerak melihat gaya kepemimpinannya yang suka ‘blusukan’.

Setelah menjadi presiden, di mana Gunarsa, Jokowi tidak menjadi sosok yang berbeda. Ide revolusi mental yang diusung Jokowi, benar-benar sesuai dengan kondisi zaman.

Presiden Jokowi, ujarnya, tetap mencerminkan kesederhaan dengan mau terjun ke “peceren” atau parit. Pemimpin yang mau memberikan contoh langsung di lapangan, bukan hanya memimpin dari balik gedung.

“Seharusnya demikianlah sosok seorang pemimpin dan mestinya dijadikan contoh oleh menteri-menteri. Jangan cengeng dalam melaksanakan tugas agar negeri kita maju tidak kalah dengan bangsa lain,” ujar dia.

Kekaguman terhadap sosok presiden, menginspirasi di balik terciptanya lukisan itu. Kesederhanaan dan kerja keras Presiden Jokowi, menjadi contoh nyata bagaimana seharusnya sikap menjadi pemimpin bangsa.

“Tahun lalu akhirnya saya buat lukisan itu. Berukuran 2 m X 3 m, dan diselesaikan dalam tempo tiga hari,” ujarnya.

Proses pembuatan lukisan itu, gabungan antara melihat foto profil Presiden Jokowi dan hasil imajinasi Nyoman Gunarsa sebagai seorang pelukis.

“Tak ada kendala berarti dalam proses penyelesaian lukisan. Mengalir begitu saja tanpa hambatan. Saya tidak seperti Leonardo da Vinci, yang ketika menyelesaikan lukisan Mona Lisa, perlu waktu sampai 12 tahun,” ujar ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: