Medan, Aktual.com — Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada 2016 bisa lebih tinggi atau 5,1 persen dari 2015 yang diprediksi hanya sekitar 4,8 persen lebih.
“Pertumbuhan ekonomi 2016 ditargetkan bisa mencapai 5,1 – 5,5 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari 2015 itu didorong dari inflasi yang bisa ditekan lebih rendah dan perbaikan perekonomian global,” demikian kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Difi A Johansyah di Medan, Sabtu (26/12).
Meski diprediksi naik, pertumbuhan ekonomi 2016 tetap lebih rendah dari target awal Pemerintah Provinsi Sumut 2015 yang sebesar 6,28 persen.
Namun demikian, apabila dibandingkan tahun 2014 yang masih 5,02 persen dan 2015 yang diprediksi 4,8-5,2 persen dengan cenderung bias ke bawah, maka target 2016 itu lebih tinggi.
Dia mengakui, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi akibat didorong oleh melambatnya pertumbuhan konsumsi yang merupakan komponen terbesar pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), perlu mendapat perhatian serius.
“Perlambatan pertumbuhan konsumsi yang merupakan dampak penurunan daya beli masyarakat seiring belum membaiknya harga komoditas itu harus diatasi,” tuturnya.
Meski diakui, harga komoditas sangat tergantung dari harga di pasar internasional.
“Salah satu yang harus didorong adalah mempercepat belanja Pemerintah dengan pengesahaan APBD dan P-APBD,” ucapnya.
Dia memberi contoh, sampai triwulan III 2015, realisasi anggaran Pemprov Sumut hanya sekitar 60 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menuturkan, pertumbuhan ekonomi Sumut sangat dipengaruhi dengan harga komoditas.
Alasan dia, masyarakat di Sumut sebagian besar mengandalkan hasil pertanian/perkebunan.
Artikel ini ditulis oleh: