Prancis, Aktual.com — Pengunjuk rasa memorak-porandakan tempat ibadah Muslim dan mencoba membakar beberapa kitab Al Quran di pulau Korsika, Prancis, pada Jumat (26/12), menyusul kekerasan semalaman, yang mencederai dua petugas pemadam kebakaran, kata polisian.

Ketegangan meninggi di Ajaccio pada Natal setelah dua petugas pemadam kebakaran dan seorang polisi terluka dalam semalam di Jardins de L’Empereur, wilayah miskin di kota tempat mereka dihadang beberapa pemuda bertudung kepala, kata pihak berwenang.

Pada Jumat sore, sekitar 150 orang berkumpul di depan markas polisi di ibu kota pulau itu dalam dukungan terhadap kepolisian dan pemadam kebakaran, kata pihak berwenang dalam pernyataan.

Mereka menyerukan semboyan dengan arti “Pergilah Arab!” dalam bahasa Korsika atau “Ini rumah kami!”, kata saksi.

Di dekat tempat itu terletak tempat ibadah Muslim dan sebagian kecil dari mereka memecahkan kaca tempat ibadah tersebut, memorak-porandakan dan membakar sebagian buku, termasuk beberapa kitab suci, kata pejabat setempat, Francois Lalanne.

“Limapuluh buku doa dibuang di jalanan,” kata Lalanne dan menambahkan bahwa beberapa halaman terbakar.

Polisi tetap berjaga di wilayah perumahan itu semalaman pada Jumat, dengan adanya keberadaan pengamanan di sekitar lima tempat ibadah Muslim di Ajaccio, ujar Lalanne kepada media.

Mereka akan menerima bantuan dalam beberapa hari kedepan, tambahnya.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menulis dalam akun Twitter-nya bahwa perlakuan tersebut merupakan tindakan penodaan yang tidak dapat diterima, sementara dia juga mengutuk serangan yang tidak dapat ditenggang, yang melukai petugas pemadam kebakaran.

Presiden Dewan Kepercayaan Muslim Prancis (CFCM) Anouar Kbibech mengatakan mengetahui penyerangan masjid tersebut dan kejadian menyengsarakan terkait pembakaran beberapa kitab suci.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve mengatakan serangan terhadap tempat ibadah Muslim tersebut menunjukkan tanda rasisme dan kebencian terhadap suatu kaum.

Dia juga mengutuk serangan kepada aparat penegak hukum dan keamanan di Korsika, mengatakan dia berharap orang di balik serangan tersebut dapat diidentifikasi dan ditahan secepat mungkin.

Sayap kanan Pihak berwenang setempat, termasuk Cristophe Mirmand, pejabat tinggi di Corsicam, juga berjanji menangkap yang bertanggung jawab atas kekerasan dua hari di pulau Laut Tengah itu.

Kekerasan saat Natal itu datang di tengah meningkatnya langkah keamanan di Prancis setelah serangan kelompok ekstremis pada 13 November lalu di Paris yang menewaskan 130 orang.

Dalil Boubakeur, kepala Masjid Besar Paris mengatakan dia kecewa dan bersedih atas kejadian di Cossica itu dalam pernyataannya di BMFTV Prancis, dan meminta masyarakat berpikir dengan tenang dan kepala dingin.

Sekitar 120.000 aparat polisi Prancis, anggota angkatan bersenjata dan para tentara diluncurkan pada malam Natal dan pada hari Natal.

Korsika adalah wilayah Prancis, yang melakukan pemilihan umum daerah pada awal bulan ini, yang menunjukkan partai Front Nasional sayap kanan dan benci pendatang memperoleh suara yang belum pernah terjadi pada tahap pertama pemungutan suara.

Di Korsika, partai nasionalis menang pemilihan umum daerah dan berkuasa untuk yang pertama kalinya.

Artikel ini ditulis oleh: