Jakarta, Aktual.com — Pemerintahan Jokowi-JK diharapkan tidak mengawali tahun 2016 dengan kegaduhan politik baru, salah satunya soal isu reshuffle kabinet jilid II.

Hal itu terkait soal kepastian isu reshuffle kabinet jilid II yang digunjingkan berbagai kalangan akhir-akhir ini.

“Kejelasan sikap presiden sangat penting agar tahun 2016 tidak perlu diawali dengan kegaduhan tentang reshuffle kabinet,” ucap Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam ketarangan tertulis yang diterima redaksi aktual.com, di Jakarta, Minggu (27/12).

Bambang mengatakan, bila presiden merasa perlu melakukan reshuffle, maka presiden sendiri harus memberi kepastian agar rencana perombakan kabinet itu tidak menjadi isu liar dan berlarut-larut.

Bahkan, kalau isu tentang reshuffle tidak dikendalikan, maka sangat mungkin di awal tahun para menteri tidak akan nyaman bekerja.

“Dalam konteks ini, konsistensi Presiden Jokowi diuji. Dalam sidang kabinet baru-baru ini, presiden berjanji bahwa pemerintahannya akan bekerja lebih cepat dan lebih keras lagi karena tantangan tahun 2016 jauh lebih berat. Presiden juga mendorong para menteri meningkatkan efektivitas pemanfaatan APBN 2016,”

“Untuk mewujudkan tujuan itu, suasana di tubuh Kabinet Kerja tentu saja harus kondusif dan kompak. Soliditas kabinet akan sulit terbangun kalau para menteri terus dihantui reshuffle kabinet. Para menteri juga butuh kepastian. Hanya presiden yang bisa memberi kepastian itu,” tandas anggota komisi III DPR RI itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang