Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso memberi keterangan terkait menyerahkan diri pimpinan kelompok bersenjata Nurdin Ismail alias Din Minini di Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Selasa (29/12). Sutiyoso menyebutkan, Din Minimi Cs bersedia turun gunung dan menyerahkan 15 pucuk senjata api dan amunisi, setelah pihaknya menyetujui perjanjian amnesti politik (bebas dari tuntutan hukum) 150 anggotanya. ANTARA FOTO/Rahmad/nz/15.

Banda Aceh, Aktual.com – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso menuturkan butuh waktu sekitar empat jam berjalan kaki untuk mencapai tempat persembunyian kelompok bersenjata Aceh pimpinan Din Minimi di kawasan Julok, Aceh Timur.

Menerobos hutan menuju persembunyian Minimi, Sutiyoso didampingi dua personel BIN. Demi meluluhkan hati Minimi, Sutiyoso juga menyempatkan menginap di kediaman Minimi.

“Sekaligus saya serahkan secara simbolis Din kepada keluarganya,” tutur Sutiyoso, Selasa (29/12).

Kata dia, isak tangis pecah saat penyerahan Din Minimi kepada keluarganya. Sebab mereka ternyata sudah setahun tidak berjumpa.

Selama bertemu dengan Din sepanjang malam, Sutiyoso ditemani Juha Christensen, warga Finlandia yang merupakan mantan fasilitator damai Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-RI di tahun 2005 lalu.

Sutiyoso menilai usulan-usulan yang disampaikan Din saat berbincang dengannya bagus. “Misal dia (Din) minta agar KPK masuk ke Aceh. Ini kan rasional. Artinya dia melihat ada ketidakbenaran dalam mengelola APBD,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: