Jakarta, Aktual.com – Belasan organisasi pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Tarik Mandat (ATM) pada hari Rabu 30 Desember 2015 sepakat menandatangani petisi tarik mandat Jokowi-JK. Pasalnya, ATM menilai, kedaulatan Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-JK sudah jauh dari amanat Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.
“Tarik mandat Jokowi-JK untuk kembali pada UUD 1945. Karena selama setahun lebih kepemimpinannya kita semakin jauh dari amanat tersebut,” ucap Ketua Umum DPP IMM Beni Pramula di sela diskusi Catatan Kritis Pemerintahan Jokowi-JK di cafe Merdesa, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (30/12).
Beni juga mengatakan kepada mahasiswa dan pemuda untuk ikut bergabung dalam momentum tersebut guna menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Mahasiswa, pemuda inilah saatnya kita bersatu mencerahkan kehidupan berbangsa. Jangan lagi mau dipecah belah. Ayo Turun tangan semua. Inilah saatnya kita bergandengan untuk menyelamatkan NKRI. Perbaiki sistem menuju bangsa Merdeka, Berdaulat, Adil, dan Makmur.” imbuhnya.
Pernyataan Beni tersebut dikuatkan oleh Ketua Umum Getar, Syamsudin Anggir Monde. Dia menyatakan, bahwa dirinya tidak akan dia terhadap rezim Jokowi-JK dan akan melakukan kontrak nyawa untuk selamatkan NKRI.
“Kita lancarkan revolusi pancasila. Kita tidak berdiam diri untuk melawan rezim ini. Kita akan kontrak nyawa untuk NKRI. Kita harus bangkit bersama semua tantangan dan resiko demi negara,” imbuh Syamsudi.
Oleh karena hal tersebut Syamsudin mengharapkan pemuda dan mahasiswa untuk melakukan pergerakan di tahun 2016 nanti guna menjadikan Indonesia kokoh dan berdaulat.
“Mahasiswa dan pemuda bikin gerakan revolusi di 2016, janagn kalah sama yang tau kaya saya. Kita harus kembali pada konstitusi UUD 1945. Agar negara ini jadi kokoh, bukan seperti sekarang yang dibenturin kemana-mana,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: