Jakarta, Aktual.com — Tantangan terberat yang akan dialami oleh Indonesia adalah bagaimana bisa berkontestasi mengahadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Demikian prediksi disampaikan oleh Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago saat berbincang dengan aktual.com, Jumat (1/1).
“Indonesia saya kira belum siap menghadapi dan bersaing dengan negara ASEAN lainnya. Kita bagian dari korban MEA, karena pemerintah belum mempersiapkan skil dan keterampilan warga negaranya,” ujar Pangi.
Sebagaimana diketahui, Para pemimpin Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) hampir dua dekade lalu sepakat membentuk pasar tunggal di kawasannya pada akhir 2015, yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Mereka sepakat, agar daya saing Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) meningkat sekaligus bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi.
Pembentukan pasar tunggal yang berlaku mulai Januari 2016 ini memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara yang sepakat dalam ASEAN Economic Community (AEC) atau MEA sehingga kompetisi akan makin ketat.
MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara dan akuntan.
Selain itu, MEA juga membuka arus bebas investasi dan arus bebas modal di kawasan yang merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan