Kupang, Aktual.com — Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya mengatakan alokasi dana untuk program lanjutan dan pengembangan Desa Mandiri Anggura Merah (DeMAM) untuk tahun anggaran 2016 mencapai Rp147 miliar untuk 589 desa.

“Hingga 2015 atau lima tahun setelah program DeMAM diluncurkan, sudah menjangkau 2.069 desa/kelurahan dari 3.268 desa/kelurahan yang ada di NTT dengan total anggaran mencapai lebih dari Rp517 miliar,” katanya kepada wartawan di Kupang, Sabtu.

Dalam tahun anggaran 2016, pemerintah menyisir lagi 589 desa dengan mengalokasikan dana sebesar Rp147 miliar untuk mendukung Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM) yang dicanangkan Gubernur Frans Lebu Raya pada 20 Desember 2010.

Setiap desa atau kelurahan yang menjadi sasaran program DeMAM, mendapat alokasi dana sebesar Rp250 juta untuk pengembangan ekonomi produksi dan usaha lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Gubernur Lebu Raya mengakui bahwa saat ini sedang terjadi sebuah perubahan besar di desa-desa, dengan hadirnya program tersebut.

“Ada perubahan cara pandang masyarakat terhadap program DeMAM, sehingga telah terjadi dinamika ekonomi dan revolusi mental masyarakat desa dalam berwirausaha,” katanya.

Meskipun demikian, Gubernur Lebu Raya mengakui bahwa pada awalnya program ini tidak tepat sasaran, karena masyarakat menganggap alokasi dana sebesar Rp250 juta per desa itu, dinilai sebagai sebuah dana hibah sehingga dibagi habis di antara mereka.

Dari perkembangan yang ada, berbagai indkator telah dicapai, seperti meningkatnya aktivitas ekonomi terutama pada tujuh kegiatan ekonomi produktif antara lain usaha peternakan yang pencapaiannya sekitar 50 persen dari kelompok yang mengembangkannya, kemudian perikanan, perdagangan jasa, pengembangan kegiatan persewaan dan perkebunan.

Meski begitu, kata dia, ada yang belum maksimal untuk berkembang. Indikatornya adalah usaha mereka belum berjalan baik karena salah pilih usaha.

Sementara yang berhasil dilihat dari perkembangan usaha berjalan baik, kelembagaan ekonomi dalam bentuk koperasi telah terbentuk.

Di tengah terus menggeliatnya program jni, kata dia, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana memperkuat sistemnya di tingkat desa/kelurahan.

Ia menjelaskan program ini adalah hibah desa dengan pendekatan baru yakni pendekatan provitabilitas atau pendekatan ekonomis tetapi berwatak sosial.

Untuk diketahui, sejak 2011 sampai 2015, program ini telah diluncurkan di 2.069 desa/kelurahan, dengan 999 tenaga pendamping dengan klasifikasi PKM yang mendampingi 3 desa/kelurahan 357 PKM, yang mendampingi 2 desa/kelurahan 355 PKM dan 287 PKM lainnya masing-masing mendampingi Pokmas di satu desa/kelurahan.

“Kami berkomitmen, sampai tahun 2018, 3.252 desa/kelurahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah mendapat alokasi dana Program Desa Mandiri Anggur Merah,” katanya.

Menurut Gubernur, program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah merupakan bentuk kepedulian dan keberpihakan anggaran bagi masyarakat di desa termiskin dan terpencil serta tertinggal.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan