Jakarta, Aktual.com – Sedikitnya 21 orang telah tewas dan ribuan orang lagi terpengaruh oleh banjir dan topan yang membawa hujan lebat yang mengguyur banyak bagian negara Tanduk Afrika, kata badan bantuan PBB pada Jumat malam (25/5).
Kantor PBB bagi Koordinasi urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan banjir dan topan yang telah mempengaruhi sampai 800.000 dan membuat lebih dari 230.000 orang lagi juga telah mempengaruhi mata pencarian masyarakat, ternak, tempat berlindung dan prasarana penting di seluruh negeri itu.
“Sejauh ini, 21 orang dikonfirmasi tewas termasuk sembilan di Negara Bagian Hirshabelle, empat di Negara Bagian Jubaland dan delapan di Wilayah Banadir,” kata OCHA di dalam Pembaruan Keterangannya, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Minggu (27/5).
Pemerintah Somalia dan mitra kemanusiaan memerlukan 80 juta dolar AS untuk meringankan dampak banjir dan mengalihkan krisis kemanusiaan dengan skala yang lebih besar.
Lembaga bantuan juga berusaha memanfaatkan hujan saat ini untuk potensi pertanian guna menangani kondisi rawan pangan yang telah ditambah parah oleh kemarau yang berkepanjangan.
Banjir terjadi sementara upaya dilancarkan guna menangani dampak musim kemarau terdahulu yang terjadi berturut-turut yang membuat tak kurang dari 5,4 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan.
Menurut PBB, paruh pertama musim hujan Gu Somalia, yang berawal pada Maret, telah mencatat jumlah curah hujan yang tak pernah terjadi sebelumnya, dan menyamai hujan lebat yang terakhir kali dialami oleh Somalia pada 1981.
Satu pekan terakhir telah menyaksikan berkurangnya aktifitas hujan di seluruh Somalia dan di dataran tinggi Ethiopia, kata Managemen Informasi Tanah dan Air Somalia (SWALIM) –yang dikelola Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby