Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan usai membuka perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz/16

Jakarta, Aktual.com — Presiden RI, Jokowi pagi tadi Senin (4/1) meresmikan pembukaan perdagangan bursa. Saat dibuka Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah 12,84 poin pada awal tahun 2016. Saat ditutup pun juga terus melemah sebesar 67,08 poin karena mendapat sentimen negatif dari bursa saham Tiongkok.

IHSG BEI ditutup melemah sebesar 67,08 poin atau 1,46 persen ke posisi 4.525,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 9,83 poin (1,24 persen) menjadi 782,20.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Senin mengatakan kondisi bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas bergerak melemah mendorong pelaku pasar saham di dala negeri melakukan aksi lepas saham sehingga menekan indeks BEI.

“Dalam perjalanannya di perdagangan hari ini (4/1), IHSG sempat menguat. Namun, karena bursa Tiongkok runtuh membuat kondisi indeks BEI kemudian berbalik arah ke area negatif,” kata Satrio Utomo.

Namun, menurut dia, IHSG berpotensi untuk kembali bergerak ke area positif menyusul investor saham asing yang diproyeksikan masih akan melakukan aksi beli saham. Saham-saham yang selama Desember 2015 lalu mengalami tekanan akan bergerak naik menyusul munculnya fenomena “Januari Effect” pada awal tahun ini.

Dalam data perdagangan saham di BEI tercatat, pelaku pasar saham asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp84,197 miliar pada awal pekan ini (Senin, 4/1).

Sementara itu, analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa walaupun IHSG BEI memulai tahun 2016 ini dengan bergerak di area negatif atau pelemahan, namun pelaku pasar saham masih terlihat cukup optimistis untuk melakukan akumulasi saham berkapitalisasi besar dan lapis dua.

“Secara teknikal, IHSG BEI sedang membangun tren menuju level batas atas psikologis di 4.620 poin,” kata Yuganur.

Sementara itu, tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 179.722 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,13 miliar lembar saham senilai Rp2,80 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 77 saham, turun 94 saham, dan yang bergerak stagnan atau tidak bergerak nilainya sebanyak 218 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 587,28 poin (2,68 persen) menjadi 21.327,12, indeks Nikkei melemah 582,73 poin (3,06 persen) ke level 18.450,98, dan Straits Times melemah 46,76 poin (1,62 persen) ke posisi 2.835,97.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan