Jakarta, Aktual.com – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pada Senin (4/1) pukul 20.53 WITA terjadi letusan debu vulkanik setinggi 2.000 meter disertai lava pijar di lereng bagian timur.
Kemudian berturut-turut pada Selasa (5/1) pukul 03.50 WITA terjadi letusan strombolian dengan tinggi material pijar 250 meter, letusan terus-menerus dari pukul 05.20 WITA hingga 06.00 WITA.
Lalu pukul 06.38 WITA terdengar suara gemuruh, letusan disertai awan panas 2.500 meter ke arah tenggara-timur laut serta tinggi letusan 6.500 meter di atas puncak kawah dengan tekanan kuat ke arah Barat.
Daerah terdampak hujan abu dari letusan Gunung Soputan meliputi Kecamatan Langowan Barat (Desa Langowan, Tumaratas,Kota Langowan).
Selanjutnya, Kecamatan Tompaso Barat (Desa Tou Ure, Tou Ure 2, Tonsawang, Tonsawang Selatan, Pinabetengan, Pinabetengan Selatan dan Pinabetengan Utara, sementara di Kecamatan Ratahan Timur (Desa Pangu, Pangu 1, Pangu 2, Kalatin).
Dia mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Soputan dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah sejak tahun 1991 sering diiringi dengan letusan abu.
Pertumbuhan kubah lava terus terjadi hingga meluber keluar dari bibir kawah menyebabkan sering terjadi guguran lava dengan jarak luncur sekitar enam kilometer dari puncak ke arah barat daya, penduduk terdekat berada pada berjarak delapan kilometer dari puncak.
“Masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius empat klilometer dari puncak Gunung Soputan, serta sektoral ke arah barat daya, barat hingga barat daya sejauh 6.5 kilometer,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: