Semarang, aktual.com – Pasca pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dari Rp7.400 menjadi Rp70.50 untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali tak mempengaruhi penurunan harga sembako. Harga tiap kilogram sayur mayur di pasar Johar Semarang masih bertahan dengan harga lama sebelum penurunan harga BBM.
Semula harga cabai merah Rp29 ribu, Minggu (3/1) lalu, hingga kini tetap bertengger pada Rp29 ribu. Harga tomat pun tetap sama tetap sama tak mengalami penurunan harga. Penurunan juga tidak ditemui pembeli sayur mayur , seperti kubis, kentang, daun kol dan sayuran lainnya.
Yurtanti, pedagang cabai dan bawang mengaku tetap menjual harga sayuran yang lama, meski pemerintah penurunan BBM tidak mempengaruhi penurunan harga sayuran. Harga cabai keriting, dirinya masih mematok harga Rp24 ribu/ kg selama bulan ini. Harga cabai setan pun tetap dipatok Rp29 ribu.
“Bawang malah naik. Dari 23 ribu sekarang Rp 26 ribu. Tapi naiknya sudah dari minggu kemarin,” jelas dia saat ditemui, Rabu (6/1).
Yati mengaku tidak mengetahui perihal penurunan BBM ini. Namun, seluruh pedagang cabai dan bawang belum menurunkan harga dagangannya, meski harga bahan bakar telah turun.
“Belum turun (harga jualan). Masih sama dengan hari kemarin,” jelasnya lagi.
Sedangkan Sugno, pedagang kubis dan kentang menyatakan harga kentang masih sama seperti hari-hari sebelumnya. “Kentang Rp 12 ribu. Kalau kubis Rp 7.500,” terang dia.
Menurutnya, penurunan harga sayuran cenderung dipengaruhi panen raya. Sehingga, naik tidaknya BBM dinilai tidak memberi dampak signifikan pada harga hasil bumi. “Jadi penurunan BBM ndak ada efeknya mas,” tutur dia.
Begitu pula dengan harga beras, Gunarwo pemilik toko beras di kawasan yang sama menerangkan, perubahan harga BBM tak berpengaruh pada harga beras yang ia jual. “Ga ada sangkut pautnya harga beras dengan BBM. Jadi masih sama semua,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: