Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said (kiri) dan Direktur PT. Len Industri (Persero) Ahraham Mose (kanan), saat meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diresmikan di desa Oelpuah Kabupaten Kupang, NTT, Minggu (27/12). PLTS terbesar di Indonesia berkekuatan 5 mega watt (MW) tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu PLN mensuplai aliran listrik bagi warga Kupang. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/ama/15.

Jakarta, Aktual.com — Pemerintah sedang menyiapkan badan usaha seperti PLN yang khusus digunakan untuk mengembangkan penerapan energi baru dan terbarukan (EBT) di berbagai daerah di Tanah Air.

“Pemerintah akan membangun badan usaha khusus yang menangani EBT, jadi semacam PLN khusus untuk EBT,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said setelah rapat terbatas tentang kelistrikan di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (7/1).

Menurut Sudirman Said, bentuk badan tersebut masih dikaji karena bisa saja berbentuk anak perusahaan dari PLN agar investor tidak ragu.

Dengan terbentuknya badan usaha khusus EBT itu, ujar dia, maka juga akan diimplementasikan terkait dengan subsidi harga keekonomian untuk penggunaan jenis energi terbarukan tersebut.

Dia mengemukakan, priorias terhadap percepatan pengembangan EBT bakal lebih berkontribusi kepada ketersediaan energi dalam jangka panjang, ketahanan energi, dan kemandirian energi.

“PLN khusus EBT akan menjembatani adanya keterbatasan dari PLN konvensional dari sisi anggaran untuk pengembangan energi di hulu dan sumber daya yang lebih fokus dalam mendorong target pemerintah,” tuturnya.

Seperti diketahui, UU No. 30/2007 tentang Energi dan Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) menekankan kebutuhan untuk mempercepat pengembangan EBT.

KEN telah menargekan porsi EBT dalam bauran energi nasional pada 2025 hingga sebesar 23 persen, atau hampir empat kali lipat dari target yang berhasil dicapai saat ini.

Sejumlah terobosan yang telah dilakukan pemerintah dalam mengembangkan EBT antara lain membentuk dan mengelola Dana Ketahanan Energi (DKE), pembangunan “Center of Excellence” untuk energi bersih di Indonesia, dan program EBT untuk listrik desa di daerah terpencil.

Dalam mencapai target 25 persen EBT dari program 35.000 megawatt (MW), telah dibanguna antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Samas (Yogyakarta), Sidrap (Sulawesi Selatan), pembangkit listrik tenaga panas bumi di Sarulla (Sumatera Utara) dan pembangkit listrik biomassa di Surabaya.

Selain itu, target EBT juga hendak dicapai dengan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 5.000 MW untuk seluruh Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan