Warga mengecek perdagangan saham di Jakarta, Jumat (8/1). Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat sebesar 15,84 poin atau 0,35 persen di posisi 4.546,28. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Saham AS bervariasi pada perdagangan Senin kemarin (11/1) dalam kisaran kecil, sementara pasar Eropa melemah dan pasar Asia jatuh karena ada kekhawatiran adanya pertumbuh ekonomi China.

Di Asia, Shanghai Composite Index anjlok 5,3 persen setelah turun 10 persen pekan lalu. Perdagangan dihentikan dua kali dalam minggu lalu setelah kerugian besar.

Hong Kong kehilangan 2,8 persen, Sydney merosot 1,2 persen, Seoul tergelincir 1,2 persen, dan Filipina turun 4,4 persen.

Sedangkan Tokyo ditutup karena untuk libur publik, sehingga terjadi peningkatkan volatilitas.

Pergerakan Mata uang China menambah kebingungan pasar, China menetapkan titik yuan pada 6,5626 per dolar.

Analis mengatakan langkah itu bisa menenangkan kekhawatiran tentang seberapa siap China untuk membiarkan mata uangnya terdepresiasi, namun dirasakan salah langkah oleh pihak berwenang China telah menyebabkan keraguan atas kompetensi ekonomi Beijing.

“Pihak berwenang enggan untuk membiarkan kekuatan pasar, ada keraguan dan kurangnya transparansi memperburuk ketidakpastian,” kata Tapas Strickland, seorang ekonom pada National Australia Bank, yang di lansir dari VOA, Selasa (12/1) .

Selanjutnya London kehilangan 5,3 persen selama pekan lalu, Paris menumpahkan 6,5 persen dan Frankfurt turun 8,3 persen.

Sementara itu, mata uang nasional Rusia jatuh pada Senin kemarin hingga hampir 2 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan