Jakarta, Aktual.com — Dalam suasana melemahnya kondisi ekonomi Indonesia, banyak bankir menilai kebijakan suku bunga perbankan yang diterapkan Bank Indonesia (BI) masih dirasa tinggi, sehingga pasar permodalan kurang bergairah.
Namun Direktur Utama Bank Permata, Roy Arman Arfandy melihat peluang akan terjadi penurunan suku bunga oleh kebijakan Bank Sentral (BI).
“Saya ngak ingin mendahului BI, tapi saya melihat memang indikasi utuk penurunan ada. Tapi saya gak punya wewenang mengatakan turun atau tidak, tapi saya liat tanda-tanda turun ada,” kata Roy pada acara seminar Konglomerasi Jasa Keuangan Indonesia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (13/1)
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa peluang terjadinya penurunan tersebut persetasi tingkatannya tidak terlalu signifikan dan kemungkinan besar dilakukan dengan cara bertahap.
Ia memaparkan tanda-tanda penurunan bisa ia lihat dari tingkat
Inflasi yang cukup rendah,dan dari likuiditas di perbankan cukup baik.
“Inflasi yang cukup rendah, likuiditas di perbankan cukup baik, ini merupakan beberapa indikator mendorong penurunan suku bunga,” tukasnya.
Selain itu ia juga mengakui bahwa lantaran perekonomian yang buruk pada tahun 2015, laporan kondisi kinerja bank permata tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya.
“Banyak tantangan karena ada perlambatan ekonomi sehingga terjadi kenaikan NPL, dan memberikan dampak dari profitabilitas bank,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan