Menko Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (31/12). Pemerintah akan mengimpor 430 hingga 450 ribu ton beras pada Januari 2016 untuk menambah cadangan beras nasional menjadi 1,5 juta ton guna mengatasi kurangnya pasokan karena dampak el nino 2015 yang membuat musim tanam dan panen padi bergeser. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Untuk pertama kali, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dihadiri unsur pemerintah. Kali ini, Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengikuti proses RDG BI untuk membahas kenaikan atau penurunan suku bunga acuan perbankan (BI Rate). Namun Darmin justru menampik pertemuan dengan DG BI ini membahas penurunan atau kenaikan BI Rate.

“Tidak ada usulan (di Rapat DG BI) BI Rate harus longgar atau ketat. Kami bicara banyak hal,” tutur Darmin seusai mengikuti RDG BI di Gedung BI, Jakarta, Rabu (13/1).

Menurut dia, dirinya yang mewakili pemerintah hanya memaparkan apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Mulai dari soal penyerapan anggaran, investasi, dan dampaknya terhadap likuiditas. “Karena dengan investasi yang besar dan serapan anggaran yang lebih awal, pasti akan membutuhkan likuiditas lebih banyak. Itu yang disarankan,” tegas dia.

Ketika ditanya, apakah likuiditas yang longgar itu berarti membutuhkan penurunan BI Rate? “Saya tidak bilang gitu. Pokoknya, kami bicara banyak hal. Termasuk soal suku suku bunga dan likuiditas. Tapi soal gimana persisnya, nanti lah. Biarlah BI sendiri yang menghitungnya (besaran BI Rate),” papar mantan Gubernur BI ini.

Darmin terus bersikukuh tidak mau menjelaskan secara rinci pembahasan di RDG BI itu. Dia hanya mengatakan, pembahasannya soak banyak hal, mulai dari soal moneter, stabilitas sistem keuangan, mengenai sistem pembayaran, soal likuiditas, soal kredit, soal potensi permasalahan dan banyak lagi.

“Jadi ada pemaparan dari pihak BI, dari para direktur yang menangani bidang-bidangnya itu. Akan seperti apa moneter kita, plus minusnya, hanya seperti itu,” tutur dia.

Didesak ada kemungkinan BI Rate diturunkan, Datmin enggan menjawabnya. “Sudah ya, saya ditunggu rapat selanjutnya,” pungkas dia.

RDG BI sendiri kembali akan diselenggarakan besok, Kamis (14/1), minus wakil dari pemerintah. Setelah itu baru akan diumumkan hasil RDG, apakah akan menurunkan, menaikkan atau menahan BI Rate di level 7,5 persen.

Laporan: Busthomi.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan